Inflasi AS Naik, Wall Street Cetak Rekor

Pasar saham Wall Street, Amerika Serikat (AS), ditutup beragam pada Jumat (14/2/2025) waktu AS.--FOTO AP
JAKARTA - Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencetak rekor penutupan tertinggi karena berita bahwa inflasi Juli naik sesuai dengan ekspektasi memperkuat spekulasi penurunan suku bunga The Federal Reserve.
Departemen Tenaga Kerja mengatakan indeks harga konsumen (IHK) Amerika Serikat (AS) naik 0,2% pada Juli, sementara inflasi tahunan sedikit di bawah perkiraan, memicu seruan dari Presiden AS Donald Trump untuk menurunkan suku bunga.
"Data IHK mendukung ekuitas secara keseluruhan, memberikan kabar baik bahwa The Fed tampaknya akan memangkas suku bunga pada September," kata Wakil Kepala Portofolio Goldman Sachs Asset Management Katherine Bordlemay, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (13/8).
"Hal pertama yang akan saya lakukan adalah terus berpegang pada perusahaan besar yang semakin bertumbuh. Kami terus memiliki keyakinan terhadap perusahaan mega-teknologi dan teknologi," tambah Katherine.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 483,52 poin atau 1,10% ke 44.458,61, indeks S&P 500 (SPX) naik 72,31 poin atau 1,13% ke 6.445,76, dan Nasdaq Composite (IXIC) naik 296,50 poin atau 1,39% ke 21.681,90.
Saham Alphabet (GOOGL.O), naik 1,2% karena Perplexity mengajukan penawaran tunai senilai USUSD34,5 miliar untuk membeli peramban Chrome perusahaan tersebut.
Intel Corp (INTC.O), naik 5,6% setelah Trump mengatakan ia bertemu dengan CEO-nya, Lip-Bu Tan, dan memuji Tan. Pasalnya, pekan lalu Trump sempat menuntut pengunduran diri Tan, menyebutnya "sangat berkonflik" atas hubungannya dengan perusahaan-perusahaan Tiongkok.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 16,40 miliar lembar saham, dibandingkan dengan rata-rata 18,3 miliar lembar saham untuk sesi perdagangan penuh selama 20 hari terakhir. (beritasatu.com/c1)