Perdana Tembus Taiwan, Tapioka Lampung Berlayar

EKSPOR PERDANA: Produsen tepung tapioka asal Lampung resmi mengekspor 10 ribu ton tapioka ke Taiwan.-FOTO IST -

BANDARLAMPUNG – Lampung kembali mengirim kabar baik dari sektor industri pengolahan singkong. Salah satu produsen tepung tapioka asal Lampung resmi mengekspor 10 ribu ton tapioka ke Taiwan pada Minggu (10/8).

Ekspor perdana tahun ini dilakukan melalui Pelabuhan Panjang, Bandarlampung, dan diharapkan menjadi titik awal penetrasi pasar yang lebih luas di Asia Timur. Sucofindo turut hadir untuk memastikan kualitas produk sesuai standar internasional. Pengiriman menggunakan peti kemas dipilih demi meminimalkan risiko kerusakan selama perjalanan laut.

BACA JUGA:Bandarlampung Pertahankan Predikat Kota Layak Anak

“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi agar mampu memenuhi permintaan pasar internasional yang terus tumbuh,” ujar Oey Albert, Direktur PT BSSW Lampung.

Menurutnya, Taiwan menjadi sasaran strategis karena permintaan tapioka di negara tersebut meningkat pesat, terutama untuk industri makanan, minuman, dan pakan ternak. Menurut Albert, peluang ini akan memperkuat posisi BSSW di pasar internasional sekaligus memperluas jejaring ekspor di Asia Timur.

“Kami melihat Taiwan sebagai pintu masuk ke pasar Asia Timur yang potensinya luar biasa. Ini bukan hanya transaksi dagang, tapi langkah strategis untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pemasok utama tapioka dunia,” tegasnya.

Dia menjelaskan, Lampung selama ini dikenal sebagai salah satu sentra penghasil singkong terbesar di Indonesia. Ekspor ini diyakini dapat menjadi stimulus positif bagi petani lokal, menjaga stabilitas harga singkong, dan mendorong pertumbuhan industri pengolahan di daerah.

Tak hanya itu, keberhasilan ini juga menjadi bukti kesiapan Pelabuhan Panjang sebagai gerbang logistik internasional. Dengan infrastruktur memadai dan fasilitas modern, pelabuhan panjang dinilai mampu mendukung kelancaran arus ekspor komoditas unggulan daerah.

Meski begitu, tantangan di pasar global tetap besar. Persaingan harga dengan produsen tapioka dari Thailand, Vietnam, dan Kamboja menuntut BSSW untuk menjaga kualitas produk dan konsistensi pasokan. Pasar internasional, khususnya Taiwan, menuntut standar mutu ketat mulai dari kebersihan hingga kadar pati.

Albert mengakui, kualitas adalah kunci. “Kami akan terus berinovasi, meningkatkan teknologi produksi, dan memastikan bahan baku singkong yang masuk pabrik memenuhi standar tertinggi,” ujarnya.

Dengan target memperluas pasar ke negara lain, ekspor tapioka diharapkan bukan hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga menjadi pintu rezeki bagi ribuan petani singkong di Lampung. Ke depan, BSSW optimistis permintaan global terhadap tapioka akan terus meningkat seiring berkembangnya tren produk berbahan baku alami.

Jika konsistensi produksi dan penguatan pasar terus terjaga, Lampung bukan hanya dikenal sebagai penghasil singkong, tetapi juga sebagai pemain besar dalam rantai pasok pangan dunia. (pip/c1/yud)

 

Tag
Share