Harga Jengkol Tembus Rp100.000 per Kg

LANGKA: Harga jengkol di Kabupaten Bekasi melonjak hingga mendekati harga daging sapi, Senin (4/8). --FOTO BERITASATU.COM/EKA JAYA SAPUTRA

JAKARTA – Harga jengkol melonjak hingga mendekati harga daging sapi. Di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Bekasi, jengkol dijual Rp90.000 hingga Rp100.000 per kilogram akibat pasokan yang langka.

 

Kepala Bidang Pengendalian Barang Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan Bekasi Helmi Yenti mengatakan, kenaikan harga sudah terjadi sejak sepekan terakhir. "Harga jengkol saat ini lebih kepada mendekati harga daging ya. Lebih mahal dari harga daging ayam, mendekati harga daging sapi," kata Helmi, Senin (4/8).

 

Menurut Helmi, kelangkaan terjadi karena petani belum memasuki masa panen sehingga stok di pasar menipis. "Sementara yang kita dapat dari para bandar jengkol, itu langka. Belum berbuah lagi, masih berbunga," jelasnya.

 

Helmi menambahkan, pasokan jengkol di Bekasi biasanya berasal dari Lampung, Bengkulu, Jawa, dan produksi lokal. Namun, kondisi di semua wilayah saat ini sama, belum memasuki panen.

 

Meski harga jengkol meroket, Helmi mengatakan komoditas ini tidak masuk kategori barang pokok sehingga tidak memengaruhi angka inflasi daerah. Namun, kenaikan harga tetap berdampak pada pedagang kuliner, termasuk warung nasi uduk yang kerap menyajikan semur jengkol.

 

"Kita sudah koordinasi ke bandar jengkol, kondisi ini sampai kapan. Apakah akan seterusnya, ternyata tidak. Sekarang lagi musim berbunga mau panen. Mungkin 2 bulan ke depan sudah panen, bulan Agustus akhirlah," ungkapnya.

 

Idham (48), pedagang jengkol di Pasar Tambun, mengakui harga melonjak dari Rp60.000 menjadi Rp100.000 per kilogram. Pembeli kini sepi dan kebanyakan hanya membeli dalam jumlah kecil. "Kalau langganan sih masih tetap beli, tetapi dikurangi. Dari yang biasanya beli 5 kilogram, jadi 3 kilogram," jelas Idham.

 

Tag
Share