BMKG Deteksi 53 Titik Panas di Sumatera

PADAMKAN API: Tim Manggala Agni DAOPS IV Sumatera melakukan pemadaman di lahan gambut Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, Kamis 24 Juli 2025.-FOTO EFFENDI RUSLI/BERITASATU -

JAKARTA  – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat peningkatan jumlah titik panas (hotspot) di sejumlah wilayah di Indonesia per 27 Juli 2025 pukul 00.16 WIB.

Berdasarkan citra satelit Terra, Aqua, Suomi NPP, dan NOAA20, Kalimantan menjadi wilayah paling banyak dengan total 143 titik panas.

Dari jumlah tersebut, 10 titik panas di Kalimantan masuk ke dalam kategori tinggi, yang menandakan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang serius. Sementara 47 titik lainnya masuk dalam kategori sedang dan 86 titik dalam kategori rendah.

Tertinggi kedua yakni berada di Sumatera. Total ada 53 titik panas; terdiri dari 28 kategori rendah, 22 kategori sedang, dan 3 kategori tinggi. Sedangkan di Jawa terdeteksi 19 titik panas masuk kategori rendah. 

Di wilayah Nusa Tenggara terdapat 5 titik; 4 rendah; dan 1 sedang, 5 titik masuk kategori sedang; dan 1 titik panas kategori tinggi.

Sedangkan di Sulawesi 6 titik panas kategori rendah; dan 1 titik panas kategori sedang, lalu kemudian Nusa Tenggara terpantau; 4 titik dengan kondisi rendah, serta Papua dan Maluku; 1 titik kategori rendah.

Peta persebaran titik panas ini menyoroti potensi meningkatnya risiko kebakaran hutan dan lahan, terutama di wilayah Kalimantan dan Sumatera.

"BMKG mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan mitigasi dini guna mencegah terjadinya bencana ekologis," ujar Guswanto Deputi Meteorologi BMKG kepada Beritasatu, Minggu (27/7).

Guswanto juga menyatakan data tersebut merupakan hasil pemantauan rutin yang terus diperbarui guna mendukung upaya penanggulangan bencana asap dan kebakaran hutan di Indonesia.

Di tempat lain, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Mabes Polri mengerahkan lima unit helikopter untuk mendukung operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Jambi.

"Lima helikopter dari BNPB dan Mabes Polri diterjunkan ke Jambi untuk patroli dan penyiraman dari udara terhadap karhutla," ujar Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jambi, Bachyuni Deliansyah, Minggu (27/7), di Jambi, seperti dikutip dari Antara.

Bachyuni merinci, bantuan terdiri atas dua helikopter water bombing dan dua helikopter dari BNPB, serta satu helikopter dari Mabes Polri. 

Satu helikopter dari BNPB masih dalam perjalanan menuju Jambi. Seluruh helikopter disiagakan di Bandara Sultan Thaha Jambi.

Helikopter-helikopter ini akan digunakan untuk patroli udara guna memantau lokasi titik api yang sulit dijangkau lewat jalur darat, serta untuk mendukung operasi penyiraman dari udara.

Kawasan yang mengalami kebakaran parah saat ini berada di lahan gambut di Desa Gambut Jaya, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, dengan total luas terbakar diperkirakan mencapai 250 hektare.

Tim gabungan Satgas Karhutla yang terdiri dari Manggala Agni, TNI, Polri, BPBD, Masyarakat Peduli Api (MPA), serta warga setempat terus melakukan pemadaman melalui jalur darat dan udara.

Kapolda Jambi, Irjen Pol Krisno H. Siregar, yang meninjau langsung lokasi kebakaran di Desa Gambut Jaya, menyatakan pihaknya masih menyelidiki penyebab kebakaran.

Sementara itu, Polda Jambi sebelumnya telah menetapkan dua tersangka dalam kasus pembakaran kawasan Hutan Produksi (HP) di Desa Peninjauan, Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Batanghari.(*) 

Tag
Share