Banyak UMKM Gagal Ekspor pada Pengiriman Kedua

Ilustrasi UMKM.--FOTO ANTARA
JAKARTA– Dorongan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk menembus pasar global terus digaungkan pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan. Namun di balik semangat ekspor itu terdapat kenyataan yang jarang disorot. Yakni banyaknya UMKM yang gagal melanjutkan ekspor setelah pengiriman pertama.
Sekretaris Jenderal Sahabat UMKM Faisal Hasan Basri mengungkapkan tidak sedikit pelaku UMKM yang berhasil mengirimkan produknya ke luar negeri, tetapi tidak mampu memenuhi permintaan lanjutan.
’’Kalau kita sampaikan dari pengalaman kami, ada yang memang cuma sekali (ekspor), tetapi tidak berlanjut. Nah, ini yang harus dipelajari,” ujar Faisal dalam program Investor Daily Talk di Beritasatu, Jumat (4/7).
Faisal menjelaskan, salah satu penyebab utama kegagalan ekspor lanjutan adalah keterbatasan permodalan. Ketika pelaku UMKM tidak memiliki cukup modal, kapasitas produksi pun tidak mampu memenuhi permintaan pasar yang meningkat, sehingga peluang ekspor yang sudah terbuka kembali tertutup.
Meski demikian, Faisal menegaskan tantangan UMKM dalam ekspor tidak hanya berkutat pada soal modal. ’’Permasalahan di UMKM itu kompleks. Kita enggak bisa lihat hanya dari satu sisi,” ujarnya.
Faisal juga menyoroti pentingnya bankability atau kelayakan perbankan. Banyak pelaku UMKM yang belum memenuhi syarat untuk mengakses pembiayaan formal dari lembaga keuangan. Hal ini mempersempit peluang mereka untuk memperbesar kapasitas produksi secara berkelanjutan.
Selain itu, UMKM juga perlu meningkatkan kemampuan di berbagai aspek lain, seperti penguasaan digitalisasi, manajemen pelanggan (customer management), serta keterampilan komunikasi bisnis lintas negara. Semua aspek ini dianggap krusial untuk memastikan kelangsungan ekspor dan mendapatkan pesanan berulang dari pasar internasional.
’’Yang terjadi selama ini, repeat order itu hanya mungkin terjadi kalau pelakunya punya jaringan kuat dan mampu bersinergi,” ujar Faisal.