Pemkab Lambar Ajukan Tambahan Kuota Elpiji

RAKOR: Bupati Lambar Parosil Mabsus memanggil pihak PT Pertamina imbas kelangkaan stok gas elpiji 3 kg yang terjadi di beberapa daerah. FOTO EDI/RADAR LAMBAR--
BALIKBUKIT - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Barat (Lambar) mulai mengambil langkah konkret untuk mengantisipasi potensi kelangkaan LPG 3 kilogram bersubsidi yang diperkirakan akan terjadi sebelum akhir tahun 2025.
Melalui Bagian Sumber Daya Alam (SDA), Pemkab saat ini tengah menyiapkan pengajuan resmi penambahan kuota ke Dinas ESDM Provinsi Lampung, sesuai petunjuk usulan yang disampaikan pihak PT Pertamina Patra Niaga.
Langkah tersebut menyusul hasil rapat koordinasi bersama Pertamina dan jajaran Pemkab beberapa hari lalu, di mana disebutkan bahwa kuota LPG subsidi Lambar sebanyak 2,3 juta tabung hanya akan mencukupi hingga akhir November 2025.
Hal itu diperkuat dengan tingginya angka realisasi distribusi yang telah menembus lebih dari 50 persen di pertengahan tahun.
Kabag SDA Setdakab Lambar, Bernaria mengatakan bahwa permintaan tambahan kuota ialah berdasarkan petunjuk yang disampaikan pihak PT Pertamina untuk dapat menyampaikan usulan penambahan melalui Dinas ESDM Provinsi Lampung.
“Kami akan mengusulkan penambahan kuota berdasarkan petunjuk dari Pertamina melalui ESDM Provinsi. Jumlahnya nanti akan mengikuti realisasi penggunaan rutin,” kata Bernaria, Rabu (2/7).
Untuk itu pihaknya memastikan akan terus berkoordinasi aktif dengan Dinas ESDM Provinsi Lampung sebagai jalur resmi pengajuan penambahan kuota.
Bernaria menyebut, jika penambahan kuota disetujui, maka distribusi akan difokuskan ke wilayah yang selama ini mengalami kekurangan stok.
“Tentunya upaya yang kita lakukan ini juga perlu kolaborasi dari berbagai pihak untuk ikut melakukan pemantauan distribusi mingguan dan diharapkan memberikan gambaran kebutuhan riil masyarakat, terutama di daerah yang sering kekurangan pasokan,” imbuhnya
Diketahui, sebelumnya ketersediaan kuota elpiji 3 Kilogram di Lampung Barat hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir November 2025 mendatang, hal tersebut disampaikan Sales Branch Manager (SBM) Pertamina Patra Niaga Lampung lV Gas, Risal Arsyad, Selasa (1/7).
Risal menyampaikan hal itu saat rapat koordinasi bersama jajaran pemerintah daerah setempat membahas kelangkaan gas elpiji 3 kg yang terjadi di sejumlah Kecamatan di Bumi Beguai Jejama Sai Betik, ia mengatakan kuota gas elpiji 3 Kg di Lampung Barar sebanyak 2.326.000 tabung.
Dalam rapat tersebut turut hadir Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus beserta jajaran kepala OPD, perwakilan Hiswana Migas, Agen gas elpiji di Lampung Barat, perwakilan Pangkalan Gas, serta sejumlah tamu undangan terkait yang hadir dalam kegiatan tersebut.
“Kalau kita melihat kuota sesuai penyaluran nya, ini tidak akan mencukupi sampai akhir tahun, karena realisasinya hingga saat ini sudah lebih dari 50 persen, sehingga pertengahan Desember bahkan akhir November sudah habis kuotanya," kata dia saat menyampaikan arahan.
Ia mengatakan, dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat saat ini kebutuhan gas elpiji 3 kg akan over di bulan November ataupun Desember, jadi kemungkinan jika kuota sudah habis sebelum akhir tahun maka tidak akan bisa disalurkan lagi ke wilayah Lampung Barat.
“Enggak bisa ditambah lagi (kuotanya), karena kebijakanya bukan di kami, karena kami juga tidak mendapat rincian perhitungan dari Kementerian, kata mereka seperti apa dan pertamina menyalurkan sesuai kuota dan kebiasaan agen bulanan dan harian nya maka akan over tadi,” sambungnya.
Sementara itu, salah satu perwakilan pangkalan elpiji 3 kg di Kecamatan Batu Brak, Ma'as dalam kegiatan tersebut mengaku kebutuhan gas elpiji 3 kg di wilayah nya masih jauh dari ideal, ia mengatakan mendapat kuota sebanyak 170 tabung per minggu.
“Itupun belum cukup sebenarnya, karena idealnya kami butuh 400 tabung per minggu untuk mencukupi kebutuhan masyarakat, karena kami juga menjadi penyangga bagi warga dari kampung sebelah dengan kuota yang sedikit tentu tidak akan mencukupi," kata dia.
Sehingga pihaknya berharap agar pertamian serta pihak terkait bisa mempertimbangkan untuk penambahan kuota khususnya di wilayah Kecamatan Batu Brak, sehingga warga tidak lagi kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kg untuk keperluan rumah tangga sehari-hari.(*)