Penjualan Mobil Listrik Turun

Ilustrasi mobil listrik--FOTO FREEPIK

JAKARTA - Meskipun tren kendaraan ramah lingkungan tengah menggeliat, penjualan mobil listrik di Indonesia justru mengalami perlambatan di pertengahan 2025. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara.

Menurut Kukuh, ada sejumlah faktor yang menyebabkan mobil listrik belum meraih daya serap tinggi di pasar otomotif nasional.

 

Salah satu alasan utama adalah harganya yang masih tergolong mahal dibandingkan dengan preferensi mayoritas konsumen Indonesia.

 

’’Harga mobil listrik ini relatif mahal. Sementara masyarakat kita membeli mobil rata-rata 70% di harga di bawah Rp300 juta, sedangkan mobil listrik itu rata-rata harganya di atas Rp 500 juta,” jelas Kukuh dalam program Investor Market Today, Selasa (1/7).

 

Kukuh juga menyoroti segmen pasar mobil listrik yang masih terbatas. Ia menjelaskan, mayoritas pembeli mobil listrik berasal dari kalangan menengah ke atas yang sudah memiliki kendaraan sebelumnya, bukan dari kelompok pembeli mobil pertama (first time buyer).

 

’’Maksudnya, pembeli mobil listrik itu rata-rata sudah memiliki mobil lain, jadi bukan first time buyer. Mereka itu kelompok kelas menengah ke atas yang biasanya ingin memiliki mobil listrik sebagai kendaraan kedua atau ketiga,” jelasnya.

 

Faktor lain yang turut memengaruhi penurunan penjualan mobil listrik adalah daya beli masyarakat yang sedang melemah.

 

Menurut Kukuh, tren ini tak hanya berdampak pada kendaraan listrik, tetapi juga menyentuh penjualan mobil konvensional.

Tag
Share