Indonesia Butuh Investasi Rp7.500 Triliun demi Target 2026

Sri Mulyani-foto beritasatu.com-
// Untuk Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi Tinggi
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia membutuhkan investasi baru senilai minimal Rp7.500 triliun pada 2026 untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tinggi.
Menurutnya, pertumbuhan yang kuat tak mungkin dicapai tanpa akselerasi investasi yang signifikan. ’’Pertumbuhan ekonomi tinggi tidak mungkin tercapai tanpa pertumbuhan investasi yang signifikan. Investasi harus tumbuh minimal 5,9% secara tahunan. Artinya pada 2026, kita perlu investasi baru minimal Rp7.500 triliun karena kontribusi investasi ke PDB kita sekitar 30%,” ujar Sri Mulyani dalam sidang paripurna DPR di Jakarta, Selasa (1/7).
Ia menekankan pentingnya peran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dalam menjaring investasi domestik maupun asing, terutama untuk sektor-sektor strategis dan bernilai tambah tinggi.
Sri Mulyani mengingatkan untuk menjaga konsumsi rumah tangga yang menyumbang 55% terhadap PDB, pemerintah harus menciptakan lapangan kerja, menjaga daya beli, dan mengendalikan inflasi.
Ia menyebut program seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), pembangunan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih, penyaluran KUR untuk 2,3 juta debitur, serta program bantuan sosial lainnya menjadi penopang konsumsi dan stabilitas ekonomi.
BACA JUGA:Otak Markup Proyek Bendungan Margatiga Dituntut 8,5 Tahun Penjara
“Jika konsumsi dan investasi digabungkan, keduanya menyumbang 85% dari total ekonomi kita. Maka, mendorong sektor swasta menjadi keharusan,” jelas Menkeu.
Di sisi produksi, ia menyebut sektor industri pengolahan yang menyumbang 19% PDB perlu ditumbuhkan lewat inovasi dan investasi agar dapat tumbuh 5,3%.
Sektor perdagangan besar dan eceran ditargetkan tumbuh 5,7%, sementara informasi dan komunikasi diperkirakan tumbuh 8,3%, khususnya karena peningkatan aktivitas data center dan ekonomi digital.
Hilirisasi juga disebut sebagai kunci pertumbuhan ekspor, dengan target peningkatan hingga 6,8% meski dunia menghadapi kecenderungan proteksionisme dan pelemahan ekonomi global. Menkeu menyebut proyeksi IMF dan Bank Dunia masing-masing hanya menargetkan pertumbuhan global 3% dan 2,4% pada 2026.
Pemerintah mengusulkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 berada di kisaran 5,2% hingga 5,8%. Fraksi Gerindra dan PKB mengusulkan angka yang lebih tinggi, masing-masing 6,3% dan 6%, untuk mengejar target pertumbuhan 8% pada 2029. Sementara Fraksi Golkar mendorong agar pemerintah bisa mengejar batas atas dari target yang diusulkan.
“Pemerintah memiliki semangat yang sama untuk dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas,” pungkas Sri Mulyani.
BACA JUGA:HUT Ke-10, Radar Lampung Online Mantapkan Inovasi dan Profesionalisme