Melihat Makanan Khas Tahun Baru Islam di Indonesia

Bermacam-macam kuliner khas Nusantara di berbagai daerah tersaji saat perayaan 1 Muharam.-FOTO-FOTO NET/SHUTTERSTOK -

TAHUN baru 1 Muharram jatuh pada hari Jumat, 27 Juni 2025.  Bagi masyarakat Indonesia, banyak hal semacam tradisi dalam rangka menyambut tahun baru islam.
Salah satunya adalah tradisi kuliner yang sudah ada turun temurun. Berikut tradisi kulier di berbagai daerah di Indonesia saat menyambut Tahun Baru 1 Muharram.

1. Bubur Suro
Bubur Suro adalah makanan yang selalu hadir saat tahun baru Islam, tepatnya pada satu Suro di kalender Jawa. Hidangan ini biasanya ditemukan di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Selatan. Bubur Suro dibuat dari tepung beras yang dimasak dengan bumbu khas seperti jahe, santan, dan sereh.
Berbeda dengan bubur pada umumnya, bubur ini memiliki cita rasa yang unik dan kaya akan filosofi. Bubur Suro ditaburi dengan tujuh jenis kacang di atasnya dan berbagai topping berbeda, seperti kacang tanah, kacang hijau, dan biji wijen.
Setiap daerah memiliki variasi penyajian, namun yang pasti, bubur ini selalu dilengkapi dengan bahan tambahan berjumlah tujuh, seperti tujuh jenis buah-buahan yang masing-masing berjumlah tujuh butir. Bubur Suro menjadi simbol syukur dan harapan untuk tahun baru yang penuh berkah.

2. Bubur Merah Putih
Bila di Jawa Tengah dan Timur ada bubur suro, masyarakat di Jawa Barat memiliki tradisi membuat dan menyantap bubur merah putih saat tahun baru Islam. Bubur ini biasanya disantap bersamaan di masjid oleh masyarakat setempat.
Bubur merah putih terdiri dari dua jenis bubur yang berbeda: satu berwarna merah dengan rasa manis yang terbuat dari gula merah, dan satu lagi berwarna putih dengan rasa gurih yang terbuat dari santan. Bubur merah putih tidak hanya enak, namun juga sarat makna. Warna merah dan putih melambangkan keseimbangan hidup, serta rasa syukur atas berkah yang telah diterima sepanjang tahun.

3. Ayam Ingkung
Ayam Ingkung salah satu sajian khas perayaan besar di tradisi masyarakat Jawa, termasuk tahun baru Islam atau malam satu Suro. Hidangan ini biasanya dibuat untuk dimakan bersama-sama. Ayam ingkung merupakan ayam kampung utuh yang dimasak dengan santan dan bumbu rempah seperti bawang merah, bawang putih, kemiri, kunyit, daun salam, dan sereh.
Menurut sejarawan Heri Priyatmoko, ayam ingkung biasanya disajikan berbarengan dengan bubur merah putih dalam tradisi tahun baru Islam masyarakat Jawa. Hidangan ini melambangkan kebersamaan dan rasa syukur atas berkah yang diberikan oleh Tuhan.

4. Jenang 7 rupa
Jenang 7 rupa atau bubur tujuh warna menjadi makanan khas orang Jawa yang dibuat untuk merayakan Tahun Baru islam. Bubur 7 rupa juga bisa menjadi menu masyarakat Bugis, Sulawesi Selatan dengan sebutan bella pitunrupa yang dibuat dari tujuh hasil bumi seperti jagung, beras ketan putih, kacang hijau, labu, pisang, nangka, dan beras yang diolah dan ditempatkan di 7 mangkuk.


5. Bubur Pitunrupa
Bubur Pitunrupa merupakan bubur tradisional khas suku Bugis di Sulawesi Selatan, yang artinya bubur tujuh macam. Bubur ini selalu muncul pada hari ke-10 Muharram. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat Bella Pitunrupa terdiri dari tujuh macam hasil bumi, yaitu jagung, pisang, nangka, beras ketan putih, beras biasa, kacang hijau, dan buah Aduh. Penggunaan tujuh bahan ini melambangkan jumlah hari dalam sepekan, sedangkan buah Aduh yang tumbuh di atas permukaan tanah, menjadi simbol kemakmuran dan limpahan rezeki.(disway/nca)

Tag
Share