Per Bulan PMI Metro Terima 2.140 Pendonor Darah

DONOR DARAH: Wakil Wali Kota Metro saat donor darah ke UTD PMI Kota Metro. -FOTO PROTOKOL PEMKOT METRO-

METRO – Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Metro menyebut, berdasarkan data PMI Kota Metro,  jumlah pendonor aktif di Kota Metro rata-rata 2.140 orang per bulan.

Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala UTD PMI Kota Metro, Melly Kemdarsari mengatakan jumlah pendonor aktif di Bumi Sai Wawai cukup tinggi.

Tercatat, rata-rata sebabyak 2.140 pendonor setiap bulannya, tang mana sebanyak 96,4 persennya merupakan pendonor sukarela, sisanya adalah pendonor pengganti. 

"Sebagai bentuk inovasi, UTD PMI Metro juga telah mengembangkan aplikasi Donorku. Aplikasi ini dapat membantu masyarakat untuk memantau stok darah secara real-time, mengecek riwayat donor, juga mengetahui jadwal, dan lokasi mobil donor," jelasnya.

Meski pendonor aktif cukup tinggi, UTD PMI Metro masih belum dapat sepenuhnya memenuhi permintaan darah yang terus meningkat setiap bulannya. Namun, pihaknya terus berupaya dapat menjaga persediaan stok darah bagi masyarakat.

Ia menuturkan, apabila dalam kondisi mendesak karena kekurangan stok, pihaknya akan berkoordinasi dengan jaringan komunitas donor sukarela.

Lalu, menyebarkan informasi melalui media sosial, apabila diperlukan, pihaknya akan melakukan droping darah dari UDD Pembina Provinsi Lampung.

"Permintaan darurat antar kota atau kabupaten itu juga sering dilakukan untuk menutup kekurangan. Khususnya untuk komponen darah tertentu seperti Trombosit Concentrate atau TC," ujarnya.

Melly menjelaskan, sepanjang tahun 2024, rata-rata jumlah darah yang masuk ke UTD PMI mencapai 1.622 kantong (kolf) per bulannya.

Namun, setelah diproses, jumlah tersebut dapat menghasilkan 1.982 kantong komponen darah, seperti Packed Red Cells (PRC), Trombosit Concentrate (TC), dan Whole Blood (WB). 

“Distribusi darah dari total permintaan itu mencapai sekitar 90,6 persen, sedangkan untuk 9,4 persen sisanya tidak dapat didistribusikan karena alasan medis. Misalkan seperti ketidakcocokan golongan darah atau hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi standar distribusi,” ungkapnya.

Melly mengungkapkan, dari data yang ada, golongan darah A+, paling sering mengalami kekosongan di tahun ini. Sementara, untuk golongan darah O+ cukup banyak tersedia di UTD PMI Metro. 

“Kondisi stok darah biasanya sulit dipertahankan saat bulan puasa, hari raya keagamaan, musim liburan sekolah, ataupun saat cuaca ekstrem. Pada momen-momen itu lah,  jumlah pendonor cenderung menurun,” katanya.

Ia menyebut, dukungan dari Pemerintah Kota Metro cukup signifikan. Salah satunya imbauan dari Wakil Wali Kota Metro kepada ASN untuk turut mendonorkan darah selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2025 lalu.

Hasilnya, UTD PMI Kota Metro memperoleh sebanyak 691 kantong atau naik 26,8 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Melly menambahkan, untuk kedepannya, UTD PMI Kota Metro akan mengaplikasikan sistem proyeksi kebutuhan darah dari historis permintaan 26 minggu sebelumnya. 

"Kita juga akan tingkatkan kinerja unit Pencari Pelestari Donor Darah Sukarela atau P2D2S dengan memperluas komunitas donor, dan memperbanyak kegiatan edukasi kepada masyarakat," pungkasnya.(*) 


Tag
Share