Isu Pergeseran Tanah Dekat Tol Cipularang, Ini Penjelasan Resmi Jasa Marga
Jasa Marga memastikan Tol Cipularang aman, pergeseran tanah berjarak 1 km dari jalur tol.-FOTO IST/DISWAY -
JAKARTA – Kekhawatiran masyarakat sempat muncul setelah beredar informasi mengenai pergeseran tanah di wilayah Purwakarta yang jaraknya tak jauh dari Tol Cipularang, salah satu jalur utama penghubung Jakarta–Bandung.
Namun, benarkah jalan tol ini masih aman untuk dilalui? Berikut penjelasan resmi dari pihak Jasa Marga.
Peristiwa pergeseran tanah terjadi di Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta. Lokasinya diketahui berada sekitar 1 kilometer dari jalur Tol Cipularang.
Menanggapi hal tersebut, Jasa Marga memastikan bahwa kondisi Tol Cipularang hingga saat ini tetap aman untuk digunakan oleh para pengguna jalan.
“Berdasarkan pengamatan udara oleh tim Jasamarga Tollroad Maintenance (JMTM), pergerakan tanah berjarak sekitar 1 kilometer dari jalur tol dan arahnya menuju utara, sehingga tidak bersinggungan langsung dengan jalan tol,” tulis Jasa Marga dalam keterangan resminya, Kamis (19/6/2025).
Meski demikian, Jasa Marga tetap melakukan langkah antisipatif dengan memantau perkembangan situasi secara berkala. Kajian teknis mendalam juga tengah dilakukan guna mengantisipasi kemungkinan adanya pergeseran lanjutan yang dapat berdampak terhadap infrastruktur tol.
Jasamarga Metropolitan Tollroad (JMT) melalui Representative Office 3 juga menyebutkan bahwa mereka telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait, seperti: Pemerintah Kabupaten Purwakarta; Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat; dan Dinas Pekerjaan Umum setempat.
Langkah ini diambil untuk memastikan adanya monitoring lanjutan apabila muncul tanda-tanda pergerakan tanah tambahan yang berpotensi mengancam jalur tol.
Jasa Marga menegaskan komitmennya untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pengguna jalan. Berbagai upaya preventif terus dilakukan demi kelancaran arus lalu lintas di Tol Cipularang yang merupakan salah satu jalur tersibuk di Pulau Jawa.
Masyarakat diimbau agar tetap waspada namun tidak perlu panik, serta terus memperbarui informasi resmi dari Jasa Marga.
Untuk mendapatkan informasi terkini terkait kondisi jalan tol, masyarakat dapat mengakses: Call Center Jasa Marga (24 jam).
Sebelumnya, Lulu Khoerunisa, Fungsional Ahli di BMKG Stasiun Geofisika Malang, mengungkapkan bahwa wilayah Jawa Timur telah mengalami ratusan gempa bumi dalam sepekan terakhir.
Dari data BMKG, tercatat sebanyak 142 gempa terjadi di Jawa Timur dan sekitarnya selama periode 11-17 Oktober 2024, dengan variasi skala kekuatan gempa.
Menurut laporan yang diterbitkan oleh Stasiun Geofisika Malang, gempa paling kuat yang terjadi di wilayah ini memiliki magnitudo 4,6, sementara gempa terkecil tercatat dengan magnitudo 1,0.
Lulu juga menambahkan bahwa sebagian besar gempa tersebut adalah gempa dangkal, sementara 15 di antaranya masuk kategori gempa menengah. Tidak ada gempa dalam yang terdeteksi selama periode tersebut.
“Pada 11 Oktober, tercatat sebagai hari dengan jumlah gempa terbanyak, yaitu sebanyak 26 kejadian,” ungkap Lulu pada Jumat, 18 Oktober 2024.
Jumlah gempa terendah tercatat pada 15 Oktober 2024 dengan hanya 14 kejadian di wilayah Jawa Timur.
Sebagian besar gempa ini disebabkan oleh aktivitas pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia, serta beberapa patahan lokal di kawasan tersebut.
Meskipun intensitas gempa cukup tinggi, tidak ada yang dirasakan secara signifikan oleh masyarakat selama periode ini.
Gempa terbaru dengan magnitudo 3,8 mengguncang Kabupaten Tuban pada Jumat, 18 Oktober 2024 sekitar pukul 15.26 WIB. Informasi gempa ini juga disampaikan melalui akun resmi @InfoBMKGJuanda.
Pusat gempa tersebut berada di 130 km Timur Laut Tuban, dengan koordinat 5.79 Lintang Selatan dan 112.44 Bujur Timur, serta kedalaman 10 km. (disway/c1/abd)