Ganjar Pranowo Prediksi Megawati dan Prabowo Akan Bertemu Lagi: Nasi Gorengnya Belum Dimakan

Ganjar Pranowo meyakini ada pertemuan lanjutan antara Megawati Soekarnoputri dan Presiden Prabowo Subianto.-FOTO DISWAY -

JAKARTA – Ketua DPP PDI Perjuangan Ganjar Pranowo memprediksi ada pertemuan lanjutan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden RI Prabowo Subianto setelah momen Hari Lahir Pancasila yang digelar di kantor Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Jakarta, Senin (2/6).
Pernyataan itu disampaikan Ganjar saat menjawab pertanyaan awak media usai menghadiri sebuah acara di Galeri Nasional, Jakarta, Sabtu (7/6).
Menurut Ganjar, pertemuan Megawati dan Prabowo saat peringatan Hari Lahir Pancasila merupakan hal wajar mengingat keduanya adalah pejabat negara. Megawati sendiri menjabat sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
“Pejabat ketemu pejabat, kan. Ibu juga di BPIP, jadi buat saya itu pertemuan biasa saja. Kebetulan event-nya perayaan Hari Lahir Pancasila,” kata Ganjar seperti dikutip Minggu (8/6).
Namun, ketika ditanya soal kemungkinan adanya pertemuan lanjutan antara dua tokoh nasional tersebut, Ganjar memberikan jawaban kiasan yang mencuri perhatian.
“Apa namanya, nasi gorengnya belum dimakan begitu. Nanti kalau nasi gorengnya sudah dimakan, berarti ada pertemuan,” ujar mantan Gubernur Jawa Tengah itu sambil tersenyum.
Menurut Ganjar, saat ini ada pihak yang berharap diundang untuk menikmati ‘nasi goreng’, dan pihak lain sudah menyiapkan ‘bumbunya’. Kiasan itu disebutnya menggambarkan dinamika komunikasi politik yang sedang berlangsung.
“Kan satu berharap dimasakkan nasi goreng, satu sudah menyiapkan bumbunya untuk dimasakkan,” ujarnya.
Ganjar menegaskan bahwa pertemuan lanjutan sangat mungkin terjadi, hanya tinggal menunggu waktu yang tepat. “Cuma momentumnya saja, karena kedua beliau masih sibuk,” tutupnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) menyambut positif momen kebersamaan antara Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri, Presiden RI Prabowo Subianto, dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Itu dalam acara Hari Lahir Pancasila di gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (2/6).
Menurut Hidayat, pertemuan tiga tokoh nasional ini diharapkan mampu meredam beragam spekulasi politik yang sempat berkembang di masyarakat.
“Ya, tentu harapannya ini akan menyelesaikan beragam spekulasi,” ujarnya kepada awak media.
Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu memahami adanya persepsi publik terkait hubungan antara Megawati dan pasangan Prabowo-Gibran, terutama setelah dinamika politik pasca-Pemilu.
Meski tidak merinci spekulasi yang dimaksud, Hidayat menyebut kebersamaan mereka perlu didasarkan pada semangat kenegarawanan dan nilai-nilai Pancasila.
“Sesuai dengan semangat Pancasila, maka kebersamaan mereka seharusnya dibasiskan kepada sikap kenegarawanan agar Indonesia ke depan lebih solid,” tegasnya.
Ia menambahkan, momen ini bisa menjadi isyarat positif untuk memperkuat persatuan bangsa, serta komitmen bersama dalam menjalankan nilai-nilai Pancasila secara utuh.
“Saya kira ini adalah isyarat yang baik untuk persatuan bangsa dan komitmen melaksanakan seluruh butir Pancasila,” ucapnya.
Dalam acara tersebut, Prabowo menyampaikan pidato yang menekankan pentingnya persatuan nasional. Ia menyebut Pancasila sebagai fondasi utama yang mampu menyatukan Indonesia di tengah tantangan global.
“Ternyata Pancasila inilah yang telah memperkenankan kita untuk bersatu di tengah gelombang dinamika dunia yang penuh ketidakpastian,” kata Prabowo.
Megawati, Prabowo, dan Gibran tampak hadir dalam barisan tamu VVIP dan sempat berinteraksi hangat, yang dinilai publik sebagai sinyal menguatnya hubungan antar elite nasional jelang pemerintahan baru.
Sebelumnya Sebuah momen langka tersaji dalam upacara Hari Lahir Pancasila yang digelar di gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Senin (2/6). Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri terlihat hadir bersama dalam satu rangkaian acara.
Kehadiran ketiganya dalam satu frame menjadi perhatian publik, mengingat dinamika hubungan politik yang sempat memanas, terutama antara Megawati dan Gibran. Sejak Gibran mencalonkan diri sebagai wakil presiden di Pilpres 2024 tanpa restu PDIP, hubungan politik tersebut dikabarkan merenggang. Gibran pun secara resmi keluar dari PDIP jelang pencalonan.
Namun hari ini, suasana tampak berbeda. Ketiganya tampak tenang dan berjalan berdampingan menuju lokasi upacara. Presiden Prabowo mengenakan jas abu-abu dan peci hitam, Wapres Gibran tampil dalam setelan jas hitam dan peci senada, sedangkan Megawati hadir dengan seragam putih sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Selain ketiga tokoh tersebut, upacara kenegaraan ini juga dihadiri sejumlah tokoh nasional dan jajaran menteri Kabinet Merah Putih. Tampak hadir Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno dan Wapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla.
Dari jajaran menteri, hadir Menko Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono, Menko PMK Pratikno, Menko Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendra, Menteri P2MI Abdul Kadir Karding, Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono, Mendikdasmen Abdul Mu’ti, Menpan RB Rini Widyantini, Mendagri Tito Karnavian, Menteri PU Dody Hanggodo, Menteri BUMN Erick Thohir, Menkes Budi Gunadi Sadikin, Menkeu Sri Mulyani, serta Menteri Bappenas Rachmat Pambudy.
Sejumlah pimpinan lembaga tinggi negara juga turut hadir, seperti Ketua MPR Ahmad Muzani, Ketua DPD Sultan Bachtiar Najamudin, Ketua MK Suhartoyo, Ketua Dewan Energi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua KPK Setyo Budiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Momen ini diharapkan menjadi sinyal positif bagi soliditas elite politik nasional, khususnya dalam menjaga semangat persatuan dan ideologi Pancasila di tengah dinamika politik tanah air. (jpnn/c1/abd)

Tag
Share