Tantangan dan Harapan: Membuka Mata Gen Z terhadap Karier Pertanian

Dr. Ir. Melya Riniarti, S.P., M.Si., IPU.-FOTO IST-
Fenomena ini jelas mengindikasikan bahwa ada tantangan serius dalam menarik minat generasi muda terhadap dunia pertanian.Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk mengubah pandangan Gen Z terhadap sektor pertanian?Pertama, membangun narasi baru tentang pertanian.
Pertanian harus diposisikan bukan sekadar sebagai aktivitas menanam dan memanen, melainkan sebagai sektor modern yang berbasis teknologi tinggi, inovasi, dan kewirausahaan.
Pertanian 4.0 dengan konsep smart farming, Internet of Things (IoT) di bidang agrikultur, drone untuk pemantauan tanaman, hingga aplikasi mobile untuk pemasaran hasil tani, semua ini harus diperkenalkan dan dipopulerkan kepada Gen Z.
Mereka perlu melihat bahwa di masa depan, bertani bukan lagi identik dengan lumpur dan cangkul, tetapi dengan laptop, sensor digital, dan jaringan global.Kedua, memberikan insentif konkret dan jalur karir yang jelas.
Pemerintah dan dunia usaha perlu menawarkan program beasiswa, magang, inkubasi bisnis, dan akses modal yang mendukung keterlibatan Gen Z di sektor pertanian.
Startup agritech bisa menjadi role model yang menunjukkan bahwa bertani bisa mendatangkan pendapatan besar dan membangun karier profesional yang bergengsi.
Ketiga, membangun koneksi emosional. Penting untuk menyadarkan Gen Z bahwa sektor pertanian bukan hanya soal mencari nafkah, tetapi juga bagian dari perjuangan menjaga ketahanan pangan nasional, kedaulatan negara, dan keberlanjutan bumi.
Membuat mereka merasa meaningful dan impactful dalam pekerjaan mereka adalah kunci penting untuk menggerakkan motivasi intrinsik generasi ini.Keempat, menciptakan ekosistem pertanian yang ramah anak muda.
Kampus, lembaga riset, pemerintah daerah, hingga komunitas tani harus berkolaborasi menciptakan lingkungan yang inovatif, kompetitif, sekaligus menyenangkan.
Misalnya dengan menggelar festival inovasi pertanian, kompetisi startup agribisnis, hingga program reality show bertema smart farming yang menarik untuk Gen Z konsumsi.Kelima, memanfaatkan kekuatan media sosial.
Untuk menyentuh hati dan pikiran Gen Z, kita perlu hadir di platform-platform digital yang mereka gunakan. Cerita sukses petani muda, peluang bisnis di pertanian modern, tips agritech, hingga video kreatif bertani urban bisa disebarkan secara masif melalui Instagram, TikTok, YouTube, dan lainnya.
Jangan berbicara menggunakan bahasa lama kita masuklah ke dunia mereka dengan bahasa yang mereka pahami dan nikmati.
Masa depan pertanian Indonesia ada di tangan generasi muda. Jika kita ingin mencapai cita-cita besar swasembada pangan nasional, membangun ketahanan pangan di tengah tantangan global, maka kita tidak punya pilihan selain memastikan bahwa Gen Z tidak hanya memahami pentingnya pertanian, tetapi juga melihat sektor ini sebagai tempat mereka bisa berkreasi, berkarier, dan berkontribusi nyata.
Menjadi petani modern bukanlah pilihan terakhir, melainkan keputusan cerdas dan patriotik. Sekaranglah waktunya membuka mata Gen Z: bahwa dari ladang, kita bisa membangun masa depan yang gemilang. (*)