Industri Fesyen Perluas Pasar

Fashion show oleh Komunitas Diajeng Semarang.--FOTO ISTIMEWA

 

Dari pandangan Kemenperin, industri kreatif diyakini masih menjadi salah satu tulang punggung penting perekonomian Indonesia. "Sektor fesyen dan kriya menjadi dua sektor yang memiliki kontribusi terbesar. Tentunya ini merupakan sebuah capaian membanggakan dan menunjukkan bahwa prospek industri kreatif di Indonesia semakin besar," ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Reni Yanita.

 

Reni tersebut melanjutkan, menjaga pertumbuhan ekonomi kreatif agar tidak mengalami stagnansi, apalagi penurunan, merupakan tantangan bagi semua stakeholder tak hanya pemerintah tapi juga oleh pelaku dalam ekosistem. "Kita selalu berupaya untuk mengembangkan ekosistem industri fesyen, harapannya bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kemajuan dari industri fesyen," tambahnya.

 

Industri fesyen juga menjadi salah satu sorotan di kunjungan Prancis ke Indonesia. Indonesia dan Prancis sepakat memperkuat kerja sama strategis di sektor ekonomi kreatif, mencakup berbagai subsektor unggulan seperti film, animasi, fesyen, kriya, desain, dan gim.

 

Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya dilaporkan menerima Menteri Kebudayaan Prancis Rachida Dati di kantor Kementerian Ekraf, Jakarta, untuk membahas langkah konkret dari kerja sama tersebut. "Kerja sama yang disepakati untuk peningkatan kolaborasi ekosistem industri kreatif, peningkatan kualitas SDM sektor ekonomi kreatif, termasuk juga perluasan akses pasar bagi kedua negara. Kemitraan strategis ini juga akan memfasilitasi pegiat ekraf kedua negara untuk berpartisipasi pada sejumlah event besar yang akan dilakukan di Prancis maupun di Indonesia tahun ini serta tahun-tahun mendatang," ujar Teuku.

 

Teuku mengamini perkembangan pesat ekonomi kreatif Indonesia dalam satu dekade terakhir. Berdasarkan data BPS, nilai tambah PDB sektor ini naik 119 persen dari sekitar Rp700 triliun pada 2013 menjadi Rp1.500 triliun pada 2024.

 

Nilai ekspor sektor ini juga naik 67 persen dari USD15 miliar menjadi USD25,1 miliar. Sementara, jumlah tenaga kerja meningkat hampir dua kali lipat dari 14 juta menjadi 26,5 juta orang, dengan 68 persen diantaranya adalah perempuan. (jpc/c1)

 

Tag
Share