Proyek Sektor Kelistrikan hingga 2034 Bisa Serap 1,7 Juta Tenaga Kerja

FORUM ENERGI: Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat acara Energi Mineral Forum 2025 di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Senin (26/5).-- FOTO DERY RIDWANSAH/ JAWAPOS.COM

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa dalam periode 2025-2034 akan terdapat penyediaan lapangan kerja mencapai 1,7 juta di sektor kelistrikan. Hal ini disampaikan sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) yang terhitung mulai 2025-2034.

 

"Implementasi dari rencana penyediaan usaha tenaga listrik ini diperkirakan akan memberikan dampak positif bagi perekonomian, salah satunya dengan menciptakan lebih dari 1,7 juta lapangan kerja baru," kata Bahlil dalam keterangannya, Senin (26/5).

 

Lebih lanjut, Bahlil membeberkan bahwa peluang tersebut tersebar di berbagai tahap proyek. Mulai dari perencanaan, konstruksi, hingga operasional, termasuk sektor manufaktur pendukung.

 

Sementara itu, Bahlil memastikan sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi kontributor utama serapan tenaga kerja, sejalan dengan arah transisi menuju sistem energi yang lebih ramah lingkungan.

 

Adapun secara keseluruhan, pemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit sebesar 69,5 GW hingga 2034. Di mana nantinya sekitar 76 persen kapasitas akan berasal dari EBT dan sistem penyimpanan energi seperti baterai dan pumped storage.

 

"Pada lima tahun pertama, akan dibangun pembangkit sebesar 27,9 GW--yang terdiri dari 9,2 GW berbasis gas, 12,2 GW dari EBT, 3 GW untuk sistem penyimpanan, dan 3,5 GW pembangkit batubara yang sudah dalam tahap penyelesaian konstruksi," jelasnya.

 

Memasuki lima tahun kedua, nantinya fokus bergeser ke pengembangan EBT dan penyimpanan energi sebesar 37,7 GW atau 90 persen dari total kapasitas yang direncanakan. Sisanya sebesar 3,9 GW masih berasal dari pembangkit berbasis fosil seperti batubara dan gas.

 

Tag
Share