Swiss dan UBL Perkuat Kerja Sama Bidang Arsitektur Hijau Berbasis Teknologi
Editor: Syaiful Mahrum
|
Selasa , 27 May 2025 - 07:56

PERKUAT KERJA SAMA: Universitas Bandar Lampung (UBL) menerima kunjungan kehormatan dari Duta Besar Swiss untuk Indonesia His Excellency Olivier Zehnder.--FOTO ISTIMEWA
BANDARLAMPUNG - Universitas Bandar Lampung (UBL) menerima kunjungan kehormatan dari Duta Besar Swiss untuk Indonesia His Excellency Olivier Zehnder di Co-Working Space, Innovation Center UBL, Senin (26/5). Kunjungan ini dalam rangkaian kegiatan Digital Eco-Archipreneur Review (DEAR) 2025.
Zehnder yang didampingi Wakil Duta Besar Swiss Mathias Domeni dan perwakilan dari State Secretariat for Economic Affairs (SECO), Muhammad Halil Rahim, ini menandai penguatan kerja sama strategis antara pemerintah Swiss dan UBL dalam bidang arsitektur hijau berbasis teknologi.
Kunjungan ini merupakan bentuk dukungan konkret pemerintah Swiss terhadap pengembangan arsitektur berkelanjutan di Indonesia, khususnya melalui pemanfaatan platform EDGE Building Apps yang dikembangkan oleh International Finance Corporation (IFC), sebuah lembaga anggota Grup Bank Dunia.
EDGE adalah alat simulasi berbasis bukti ilmiah untuk mendesain bangunan yang hemat energi, air, dan material sejak tahap awal perancangan.
Rektor UBL Prof. Dr. Ir. M. Yusuf S. Barusman, M.B.A. menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas kunjungan Dubes dan dukungan pemerintah Swiss melalui SECO.
Prof. Yusuf menegaskan bahwa UBL berkomitmen menjadi pelopor pendidikan arsitektur hijau dan digital di Indonesia. “Kehadiran Dubes Swiss merupakan kehormatan sekaligus bukti nyata kepercayaan internasional terhadap peran UBL dalam membentuk generasi arsitek masa depan yang berwawasan lingkungan dan adaptif terhadap teknologi,” ujarnya.
Zehnder dalam pernyataannya menyambut baik inisiatif UBL yang telah mengintegrasikan EDGE ke dalam kurikulum arsitektur dan menilai langkah ini sebagai kontribusi penting dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. “Kami bangga dapat menjadi mitra strategis dalam mendukung transformasi pendidikan arsitektur di Indonesia, khususnya di UBL. Penggunaan teknologi seperti EDGE sangat penting dalam menjawab tantangan perubahan iklim global,” ungkapnya.
Kunjungan kehormatan ini dilengkapi dengan sesi pameran karya mahasiswa arsitektur UBL yang telah memanfaatkan EDGE untuk mendesain bangunan ramah lingkungan. Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan kuliah umum bertema "The Role of Architect in Green Building" oleh Ir. Jatmika Adi Suryabrata, M.Sc., Ph.D., ahli bangunan ramah lingkungan dan konsultan arsitektur senior IFC. Juga Workshop 3D Visualization Powered by D5 Render yang memperkuat integrasi antara teknologi, desain arsitektur, dan kesadaran ekologis.
Sejak penandatanganan MoU antara UBL dan IFC pada Januari 2023, kerja sama ini telah menghasilkan berbagai capaian. Di antaranya pelatihan dosen, pengembangan konten lokal standar internasional, dan perkuliahan berbasis EDGE yang telah diikuti lebih dari 50 mahasiswa. UBL menjadi salah satu dari 27 PTN/PTS dan menjadi satu satunya kampus di Sumatera Bagian Selatan yang menjadi mitra eksklusif IFC untuk perkuliahan yang bertajuk Designing for Greater Efficiency (DfGE) Course.
Melalui DEAR 2025 dan kehadiran perwakilan diplomatik Swiss, UBL menegaskan komitmennya untuk terus menjalin kolaborasi global serta memperkuat peran sebagai pusat pendidikan arsitektur berkelanjutan dan digital di Indonesia. (rls/gie)