Satu Jam Jelang Ajal Menjemput, Om Bach Tetap Tunjukkan Wajah Ceria

Bang Aca berfoto selfie dengan Om Bach satu jam sebelum meninggal dunia, Kamis (15/5).-foto Ardiansyah -

Keluhannya hanya itu. Sesak pada bagian dada kiri. Selebihnya tidak ada yang menunjukkan bahwa beliau sakit.

Pihak rumah sakit sebenarnya merencanakan merujuk almarhum ke RS Harapan Kita Jakarta. 

Bahkan sang menantu menawarkan helikopter, namun ditolak almarhum.  ’’Enggak usah. Pakai ambulans saja,” pinta almarhum.

Namun, ajal memang tak bisa dikira. Om Bach akhirnya meninggal sebelum dirujuk.

Saya mendapat kabar Om Bach masuk rumah sakit, Rabu sore (14/5) Saat itu saya sedang mengikuti rapat koordinasi bersama OPD dipimpin Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal di ruang rapat kantor gubernur.

Sebenarnya ada rencana menjenguk Om Bach malam itu juga. Namun ternyata rapat berlangsung hingga pukul 10 malam.

Rencana pagi pun tidak terlaksana. Akhirnya pukul 14.50 WIB saya menjenguk 30 menit setelah kedatangan Rahmat Abdullah, mantan Sekprov Lampung.

Kepada Om Bach saya sampaikan salam Pak Gubernur. Bahkan juga saya sampaikan insya Allah Pak Gubernur segera menjenguk.

Saya tahu bahwa Gubernur terus memantau kondisi Om Bach melalui salah satu direksi RSU Abdul Moeloek.

Mengingat beliau dirawat di ruang ICCU sayapun tak berlama lama. Sekitar pukul 15.05 WIB saya pun pamit. Namun saya memutuskan untuk berfoto selfie sekadar mengabarkan kepada kerabat yang lain bahwa kondisi Om Bach baik baik saja.

Berfoto selfie bukanlah kebiasaan saya. Tapi entah kenapa saya memutuskan untuk berfoto.

Saat berfoto itupun, Om Bach tetap menunjukkan wajah cerianya dengan berpose mengangkat jari jempolnya. Tentu itu adalah pesan bahwa ia baik baik saja. 

Selepas menunaikan ibadah asar pukul 15.43 WIB sayapun kembali membuka grup WA. Saya membaca pesan bahwa Om Bach kritis.

Saya kaget. Dan tidak percaya pesan WA itu. Gimana mungkin kritis. Baru saja saya lihat sehat sehat saja.

Sayapun tak lagi menyimak pesan di grup WA itu.

Tag
Share