Produksi Beras Indonesia Terbanyak di ASEAN

STOK BERAS: Tumpukan beras di salah satu gudang milik Bulog.-FOTO HUMAS KEMENTAN -

JAKARTA - Indonesia menjadi negara dengan produksi beras terbesar di kawasan ASEAN. Berdasarkan data resmi Perum Bulog per 13 Mei pukul 11.03 WIB, cadangan beras pemerintah mencapai 3,7 juta ton. Tingginya cadangan beras ini berawal dari tingginya angka produksi beras nasional.

Stok cadangan beras pemerintah (CBP) menembus angka 3,7 juta ton ini menjadikannya angka tertinggi sepanjang sejarah, bahkan sejak badan ini berdiri pada 1969. Bahkan dalam beberapa hari ke depan, stok ini diperkirakan menembus 4 juta ton, serta jadi rekor baru dalam sejarah ketahanan pangan nasional.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyambut capaian itu dengan penuh optimisme. Dia mengatakan lonjakan cadangan itu sebagai hasil nyata kerja keras semua pihak. Mulai dari petani, pemerintah pusat dan daerah, hingga Bulog dan jajaran yang aktif menyerap hasil panen petani di lapangan.

“Ini adalah sejarah baru bagi ketahanan pangan Indonesia. Ini bukan hanya angka, tapi bukti konkret keberpihakan negara pada petani dan sistem pangan yang mulai kuat dari hulu hingga hilir,” ujar Amran di Jakarta, pada Selasa (13/5).

Amran juga menyoroti bahwa pencapaian itu semakin membanggakan karena terjadi di tengah tantangan berat. Seperti ancaman krisis pangan dunia dan peningkatan jumlah penduduk.

BACA JUGA:Telkomsel Dorong Inovasi Digital dengan AI

“Angka serapan Bulog tahun ini benar-benar patut diapresiasi. Kita berhasil menyerap lebih dari 2 juta ton dalam waktu singkat, di tengah pertumbuhan penduduk dan tekanan global,” jelasnya.

Capaian stok 3,7 juta ton itu bahkan bisa diraih dalam waktu tidak sampai 5 bulan. Amran mengatakan, jauh lebih cepat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Capaian itu, tutur Amran, buah kebijakan afirmatif pemerintah yang memperkuat produksi dan mempercepat penyerapan gabah saat panen raya. Melalui program tambahan pupuk subsidi, penguatan alsintan, percepatan tanam, digitalisasi pertanian, hingga jaminan harga di tingkat petani. Melalui peraturan pemerintah tentang penetapan harga pembelian gabah dari Rp 5.500 menjadi Rp 6.500 per kilogram.

Amran juga mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyiapkan gudang darurat untuk mengantisipasi laju serapan beras oleh Bulog yang terus meningkat. Selain itu, pemerintah juga menetapkan penambahan gudang prioritas sebanyak 25 ribu unit di seluruh Indonesia. Tujuannya memastikan seluruh hasil panen terserap dan tersimpan dengan aman.

Upaya itu turut memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen beras terbesar di kawasan ASEAN. Melampaui negara-negara utama seperti Thailand dan Vietnam.

Hal ini diperkuat oleh laporan resmi United States Department of Agriculture (USDA) yang menempatkan Indonesia di posisi puncak produksi beras Asia Tenggara.

BACA JUGA:Ketua KPU RI: Revisi UU Pemilu Harus Berdasarkan Refleksi Panjang Sejak 1955

Berdasarkan laporan USDA Rice Outlook April 2025, produksi beras Indonesia untuk musim tanam 2024/2025 diperkirakan mencapai 34,6 juta ton. Meningkat 600 ribu ton dari proyeksi sebelumnya dan naik 4,8 persen dibandingkan tahun lalu.

Tag
Share