Kartini Perkebunan, Tema Utama Hari Kartini IKBI Pusat PTPN I

FOTO BERSAMA: PTPN I menggelar acara halalbihalal sekaligus memperingati Hari Kartini 2025 di Regional 7 Bandarlampung, Senin (28/4).--FOTO ISTIMEWA
’’Istilah di balik suami yang berprestasi ada istri yang hebat itu nyata adanya. Seorang suami akan bisa bekerja dengan baik jika suasana batin dan kebugaran tubuhnya mendukung. Dua ranah itu menjadi domain seorang istri. Istri terus memberi semangat dan merawat keluarga dengan baik, juga menyediakan makan yang baik akan menciptakan tubuh yang bugar. Dari kisah teatrikal yang ditampilkan terbayang bagaimana seharusnya seorang istri,” kata Tuhu Bangun.
Ira Teddy juga mengapresiasi IKBI Regional 7 yang menyelenggarakan serangkaian acara Hari Kartini 2025 ini dengan penuh pesan. Sabtu (26/4), kata Ira Teddy, panitia menyuguhkan karya nyata dan berkelanjutan serta menginspirasi peran para istri karyawan dalam mendukung keluarga.
’’Kita kunjungan kerja ke Kebun Kedaton. Di sana, kita membuka Ruang Hijau Keluarga bernama Kedaton Harmoni Alam yang berisi kebun sayuran terpadu dengan ternak bebek, kolam ikan, pembuatan kompos, dan sarana edukasi lain. Juga Posko Pilah Sampah. Ini juga wujud nyata yang menjelaskan makna dari Kartini Perkebunan yang sebenarnya,” ujarnya.
Sementara Nana Tuhu mengatakan, peringatan Hari Kartini tahun ini berisi pesan moral dan teknis dalam mendukung perusahaan serta program pemerintah untuk ketahanan pangan nasional. Ia me-listing semua mata acara dalam agenda ini, yakni penggalakan keberadaan kebun keluarga yang memanfaatkan pekarangan untuk warung hidup konsumsi, pembuatan kompos, kerajinan makanan ringan, hingga sesi berbagi pengalaman berbisnis dari halaman rumah.
Nana Tuhu mengaku, pada setiap kunjungan ke unit kerja yang berada di Lampung, Sumsel, dan Bengkulu selalu berkampanye untuk pemanfaatan lingkungan perusahaan maupun perumahan. Ia menegaskan, kegiatan IKBI yang kerap bersifat seremonial, kurang produktif, dan tidak berkelanjutan harus diubah menjadi satu gerakan yang memiliki nilai nyata.
’’Dengan segala potensi yang dimiliki, kami berupaya maksimal untuk mendukung program pemerintah yang mencanangkan ketahanan dengan swasembada pangan. Yang kami miliki hanya halaman rumah dan pekarangan yang tidak seberapa. Tapi dari yang sedikit, dari yang kecil ini pasti ada sumbangsihnya. Asalkan dilaksanakan dengan serius dan berkelanjutan,” ungkap Nana Tuhu.
Sebagai bukti keseriusan untuk memotivasi, kata Nana Tuhu, pihaknya sebagai panitia menghadirkan seorang motivator dan praktisi pemanfaatan pekarangan untuk berbagai budi daya.
Dengan materi berjudul ’’Strategi Bertani Sekala Rumahan untuk Penghasilan Tambahan”, Muhammad Alif Alfath, sang motivator menceritakan pengalaman, terobosan ide, dan pengelolaan manajemen kebun secara sederhana. Ia juga berbagi ilmu dan teknik membuat pupuk kompos dari berbagai jenis sampah organik.