KLM Perumahan Meningkat Rp84 T

PERUMAHAN: Kawasan perumahan subsidi di Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.--FOTO DERY RIDWANSAH/JAWAPOS.COM

"Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio non-performing loan (NPL) gross sebesar 2,17 persen dan NPL net sebesar 0,80 persen. Loan at Risk (LaR) juga relatif stabil, tercatat sebesar 9,86 persen," beber lulusan Iowa State University itu. 

 

Dari sisi penawaran, minat penyaluran kredit (lending standard) dan kondisi likuiditas masih memadai. Meskipun sejumlah bank mulai menghadapi kendala dalam meningkatkan pendanaan. Baik DPK maupun sumber lainnya untuk penyaluran kredit. 

 

DPK perbankan tercatat meningkat 4,75 persen YoY menjadi Rp9.010 triliun. Dengan giro dan tabungan yang masing-masing tumbuh 4,01 persen dan 7,74 persen YoY. Sedangkan, deposito meningkat 2,89 persen YoY.

 

Dari sisi permintaan, kontribusi pertumbuhan kredit didukung pada sektor industri, pertambangan, dan jasa sosial. Sementara kontribusi pertumbuhan kredit pada sektor konstruksi dan perdagangan masih terbatas.

 

Ke depan, bank sentral melihat berbagai risiko ketidakpastian global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik perlu menjadi perhatian. Karena dapat memengaruhi prospek permintaan kredit dan preferensi penempatan aset likuid perbankan.

 

"Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit perbankan akan menuju ke batas bawah kisaran 11 sampai 13 persen pada 2025," terang Perry. (jpc/c1)

 

Tag
Share