Angin Kencang Terjang Kemiling, Puluhan Rumah Rusak dan Pohon Tumbang

Petugas BPBD mengevakuasi pohon tumbang di Kemiling, Bandarlampung, akibat angin kencang, Rabu (23/4).-FOTO IST -
“Pohon tumbang terjadi karena angin kencang dan hujan deras. Bahkan salah satu pohon sempat menutupi aliran sungai di sekitar lokasi,” ujar Wakidi.
Meski begitu, tim rescue dari BPBD berhasil mengevakuasi pohon-pohon tumbang tersebut, sehingga aliran sungai kembali normal.
Terkait longsor di Telukbetung Barat, Wakidi menyebutkan bahwa longsor disebabkan oleh erosi tanah akibat hujan terus-menerus, hingga menimbun dua kolam milik warga.
“Longsor menimbun kolam gurame dan lele milik Pak Suyanto. Kami turunkan lebih dari 10 petugas untuk mengevakuasi material longsoran,” jelasnya.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, Wakidi mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi.
“Kami minta masyarakat, terutama yang memiliki pohon besar dan tua di sekitar rumah, segera melapor untuk dilakukan pengecekan. Keselamatan harus menjadi prioritas,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menjelang akhir pekan, cuaca ekstrem diprediksi kembali melanda sejumlah wilayah di Provinsi Lampung. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung mengeluarkan peringatan dini atas potensi hujan deras disertai petir dan angin kencang dalam beberapa hari ke depan.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung, Rudy Haryanto, menyampaikan bahwa suhu udara saat ini berada di kisaran 23,0°C – 33,0°C. Namun, untuk wilayah Lampung bagian barat, suhu berkisar lebih rendah yakni 17,0°C – 31,0°C. Kelembapan udara juga tercatat tinggi, yakni antara 50% hingga 98%.
“Secara umum, arah angin bertiup dari Timur hingga Tenggara dengan kecepatan antara 5–15 knot atau 9–28 km/jam,” ujarnya pada Kamis, 10 April 2025.
BMKG memprediksi kondisi cuaca di Lampung pada pagi hari cenderung berawan, namun pada siang hingga dini hari berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai kilat dan petir. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga 13 April 2025.
Rudy mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana yang bisa terjadi akibat cuaca ekstrem, seperti banjir, tanah longsor, hingga angin puting beliung.
“Waspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat dan angin kencang di wilayah Lampung Barat, Pesisir Barat, Tanggamus, Pringsewu, Pesawaran, Bandar Lampung, Lampung Selatan, Lampung Timur, Metro, Lampung Tengah, Lampung Utara, Way Kanan, dan Tulang Bawang pada siang hingga sore hari. Sedangkan pada malam hari, potensi hujan lebat diprediksi terjadi di Way Kanan, Lampung Utara, Lampung Barat, Pesisir Barat, Tanggamus, Pringsewu, Pesawaran, Lampung Tengah, Tulang Bawang, dan Tulang Bawang Barat,” tegasnya.
Masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi terbaru dari BMKG dan mempersiapkan langkah antisipasi, terutama di wilayah rawan bencana.
Sebelumnya Musim kemarau tahun ini di Indonesia diprediksi mulai terjadi pada periode April hingga Juni, dengan total 403 zona musim (ZOM) atau sekitar 57,7 persen wilayah. Nusa Tenggara diperkirakan menjadi daerah yang lebih dahulu mengalami musim kemarau dibanding wilayah lainnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan awal musim kemarau 2025 terjadi secara normal hingga sedikit lebih lambat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sebanyak 409 ZOM atau sekitar 59 persen wilayah Indonesia akan memasuki musim kemarau dalam rentang waktu tersebut.