Gubernur Larang Tengkulak Beli Gabah Murah

LARANG: Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengeluarkan peringatan tegas kepada para tengkulak dan pelaku usaha swasta agar tidak membeli gabah petani di bawah harga Rp6.500 per kilogram.-FOTO PRIMA IMANSYAH PERMANA -

BANDARLAMPUNG – Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengeluarkan peringatan tegas kepada para tengkulak dan pelaku usaha swasta agar tidak membeli gabah petani di bawah harga Rp6.500 per kilogram.

Pernyataan ini disampaikan di tengah berlangsungnya panen raya padi di sejumlah wilayah sentra produksi utama di Lampung.

Saat ini, panen raya tengah dilakukan secara serentak di beberapa daerah, seperti Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Selatan, dan Tulangbawang. 

BACA JUGA:Kejati Bidik Aktor Utama Kasus Gerbang Gajah

Namun di balik semarak panen, muncul kekhawatiran petani soal harga jual gabah yang merosot akibat permainan harga oleh tengkulak.

’’Kami minta jangan sampai ada tengkulak yang membeli gabah di bawah Rp6.500. Itu harga yang sudah ditetapkan," ujar Gubernur Mirza, sapaan akrabnya, pada Selasa (15/4).

Dia juga menjelaskan bahwa saat ini Perum Bulog Kantor Wilayah Lampung hanya mampu menyerap sekitar 20 persen dari total hasil panen petani. 

Hingga kini, Bulog telah menyerap 55.845 ton gabah dari target awal sebesar 41.789 ton. Bahkan, pusat kini menambah target serapan menjadi 177.485 ton seiring meningkatnya hasil panen.

Meski target serapan Bulog meningkat, kapasitas gudang yang terbatas sempat menjadi kendala. Kondisi ini dimanfaatkan sebagian tengkulak untuk membeli gabah di bawah harga pasar, terutama dari petani yang tidak masuk dalam skema serapan Bulog.

"Tengkulak tahu Bulog punya kuota terbatas, maka mereka menawar lebih rendah. Ini tidak bisa dibiarkan," tegasnya.

Untuk mengatasi hal ini, Gubernur Mirza menginstruksikan aparat TNI dan Polri untuk turun langsung ke lapangan memberikan pengawasan dan pengarahan kepada para tengkulak agar tidak melanggar ketentuan harga.

"Kami butuh sinergi semua pihak. Jangan sampai petani dirugikan saat panen raya hanya karena permainan harga pasar," tambahnya. (jen/c1/yud)

 

Tag
Share