Produksi Beras Naik 52 Persen, Jatim Tertinggi

FOTO FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS PANEN: Petani saat memanen tanaman padi.--

JAKARTA- Presiden Prabowo Subianto memimpin langsung Panen Raya Nasional di Desa Randegan Wetan, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Senin (7/4). Kegiatan ini bagian dari panen serentak di 14 provinsi dan 157 kabupaten/kota untuk mencapai ketahanan pangan nasional.


Berdasarkan data Kerangka Sampel Area (KSA) BPS, produksi beras Indonesia saat ini yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Secara kumulatif, produksi Januari–April 2025 tercatat 13.948.785 ton gabah kering giling (GKG). Kementerian Pertanian mencatat, terjadi kenaikan 52 persen dibanding sebelumnya.

Prabowo menyampaikan apresiasi dan rasa bangga terhadap capaian ini. Menurutnya, itu merupakan hasil dari kerja keras para petani dan sinergi lintas sektor. Dia juga menekankan bahwa keberhasilan ini bukan semata capaian teknis, namun juga keberhasilan moral dan sosial.

“Saudara-saudara petani adalah tulang punggung bangsa. Tanpa pangan, tidak ada negara. Tanpa pangan, tidak ada NKRI,” kata Prabowo.

Peningkatan produksi beras, lanjut Parbowo, bukan capaian sederhana. Sebab, banyak negara justru mengalami kekurangan beras yang berdampak harga pangan menjulang.

“Bahkan di negara terkaya sekalipun, telur langka. Tapi kita, Alhamdulillah, sekarang ekspor telur dan harganya turun,” tambah Prabowo.

Empat belas provinsi utama yang ikut panen raya serentak, yakni Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, Jogjakarta, Sumatera Selatan, Aceh, Lampung, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, NTB, dan Sulawesi Selatan. Daerah itu tercatat menyumbang hampir 91,42 persen produksi nasional bulan ini.

Dengan luas panen 1,43 juta hektare dan produksi 7,89 juta ton GKG, wilayah ini menjadi tulang punggung produksi nasional. Jawa Timur menjadi penyumbang terbesar disusul Jawa Barat dan Jawa Tengah. Di luar Pulau Jawa, kontribusi tertinggi berasal dari Sulsel, Lampung, dan NTB.

Meski cukup berhasil, Prabowo menegaskan bahwa pemerintah tidak akan berhenti pada capaian ini. Program strategis seperti cetak sawah, distribusi pupuk, teknologi pertanian, dan koperasi desa akan terus diperluas untuk mendorong kemandirian pangan. “Saya ingin jadi presiden yang berhasil menjaga harga pangan,” ungkapnya.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang hadir mendampingi presiden menyampaikan bahwa keberhasilan ini adalah hasil dari kebijakan yang tepat. Dia mencontohkan di sektor pupuk, sebelumnya distribusi memerlukan tanda tangan dari 12 menteri, 38 gubernur, dan 500 wali kota/bupati.

Kini berkat Instruksi Presiden yang ditandatangani, pupuk dapat langsung disalurkan dari pabrik ke kelompok tani (gapoktan). “Kemudian program pompanisasi telah meningkatkan produksi padi di Pulau Jawa sebesar 2,8 juta ton di saat krisis el nino,” jelasnya.

Sementara dalam video conference bersama Prabowo, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang menghadiri panen raya padi di Kabupaten Ngawi siap melanjutkan capaiannya. Selama lima tahun terakhir produksi beras di Jatim menempati peringkat pertama. “Kami siap meningkatkan,” kata Khofifah.

Dalam kesempatan itu, dia juga memamerkan capaian Kabupaten Ngawi sebagai lumbung pangan di Jatim. Di Ngawi, musim panen bisa berlangsung tujuh kali dalam dua tahun. Dia memberikan apresiasi terhadap berbagai inovasi yang dilakukan para petani di Ngawi. (jpc/c1)

Tag
Share