Pasar Saham Rentan Tekanan

UNJUK RASA: Sejumlah mahasiswa membawa poster saat aksi tolak revisi UU TNI di depan kantor DPRD Semarang, Jawa Tengah, Kamis (20/3). --FOTO NUR CHAMIM/JAWA POS/RADAR SEMARANG
Dari sisi pasar modal, Hans menyebut dampak dari isu ini tidak akan langsung terasa, namun ketegangan politik yang terus bergulir bisa menjadi sentimen negatif jangka menengah, terutama bagi investor asing.
“Jika demo terus berlanjut, tentu saja akan ada dampak negatif pada pasar saham. Investor asing sudah mulai khawatir tentang stabilitas politik, terutama dengan kekhawatiran mereka terhadap peran BUMN dalam skema penugasan yang merugikan,” tegasnya.
Ia juga menyinggung soal Daya Anagata Nusantara (Danantara) sebagai pengelola aset BUMN. Menurutnya, badan tersebut seharusnya lebih fokus pada proyek investasi yang menguntungkan, bukan sekadar menjalankan penugasan sosial yang membebani.
“Jika terlalu banyak penugasan sosial, ini bisa menyulitkan Dana Antara dalam menarik investor asing,” ujarnya.
Hans menilai sektor-sektor seperti data center dan energi baru terbarukan (EBT) memiliki potensi besar untuk dikembangkan secara produktif. Sinergi antar BUMN harus diarahkan untuk menciptakan nilai tambah, bukan justru memperbesar beban.
Ia menutup dengan penekanan pada pentingnya kebijakan ekonomi yang pro pasar, terutama di tengah situasi politik yang berisiko.
“Kepercayaan pasar perlu dipulihkan melalui kebijakan yang pro-pasar dan mendukung iklim investasi yang sehat,” ungkapnya. (jpc/c1)