UNIOIL
Bawaslu Header

Survei Konsumen BI, IKK Melemah

--FOTO ISTIMEWA

Bersamaan dengan itu, pemotongan belanja cenderung memberikan dorongan fiskal yang negatif, mengurangi kepercayaan, dan menunda partisipasi pemain sektor swasta atas kelangsungan proyek. Perdagangan barang kemungkinan akan menghadapi surplus yang lebih sempit karena moderasi pertumbuhan di tempat lain.

 

”Dengan mengandalkan pemulihan di paruh kedua, DBS Group Research memproyeksi pertumbuhan sebesar 5,1 persen secara tahunan untuk 2025,” ujar Radhika.

 

Pada Februari, inflasi Indonesia -0,1 perden secara tahunan. Angka negatif pertama dalam lebih dari dua dekade terakhir. Penurunan ini tidak terjadi begitu saja, melainkan didorong oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah kontraksi rata-rata 0,6 persen secara bulanan di Januari dan Februari. Salah satu pemicunya adalah diskon tarif listrik pemerintah untuk pelanggan tertentu yang berakhir bulan lalu. 

 

Inflasi inti melampaui inflasi umum yang naik 2,5 persen secara tahunan. Radhika memperkirakan inflasi umum akan kembali turun, kembali ke target BI sebesar 1,5-3,5 persen. Awal yang lemah pada inflasi tahun ini dan asumsi bahwa inflasi akan kembali ke target mengharuskan DBS Group Research untuk merevisi ke bawah perkiraan tahunan menjadi 1,2 persen secara tahunan.

 

Radhika juga memperkiraan defisit 2025 adalah -2,5 persen dari produk domestik bruto (PDB). Bertumpu pada pendapatan yang lebih tinggi untuk mendanai program-program kesejahteraan dan belanja sosial. Pemerintahan Prabowo Subianto telah menerapkan pendekatan yang berpusat pada kesejahteraan melalui program makan bergizi gratis (MBG), pemeriksaan kesehatan gratis, pemotongan tarif listrik, stimulus perumahan, hingga bantuan pangan.

 

"Risiko-risiko pun bermunculan terdapat kejelasan yang terbatas mengenai pendanaan program-program ini. Pemangkasan belanja senilai Rp307 triliun (8-9 persen dari total pengeluaran), yang dilaporkan menargetkan pengeluaran yang tidak produktif dan boros, telah diumumkan dan mengundang kritik dan kehati-hatian," ujar Radhika. (jpc/c1)

 

Tag
Share