Angka Backlog Hunian Makin Tinggi

RADAR - BACA KORAN--
JAKARTA - Angka backlog hunian di Indonesia masih menjadi salah satu permasalahan yang belum dapat diatasi. Padahal, hunian merupakan salah satu kebutuhan primer yang harus dipenuhi.
Dari data Survei Sosio Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 menunjukkan backlog rumah mencapai 12,71 juta. Di mana, 2,9 juta di antaranya tersebar di wilayah Jabodetabek.
Beberapa hal yang membuat backlog tinggi adalah harga hunian yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI) menunjukkan harga properti residensial di pasar primer Triwulan IV/2024 tumbuh terbatas. Ini tecermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) yang tumbuh 1,39 persen secara year on year (tahunan).
Dari sisi penjualan, hasil survei mengindikasikan penjualan properti residensial di pasar primer pada Triwulan IV/2024 menurun. Terutama rumah tipe kecil dan menengah, di tengah peningkatan penjualan rumah tipe besar.
Menurut CEO Zafran Bumi Propertindo (ZAFLAND) Zaenab Fitriyah Qooniitah, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi backlog hunian di Jabodetabek adalah dengan memberikan rumah yang terjangkau di kota-kota penyangga Jakarta.
Menurut Zaenab, desain ruang yang efisien, modern, dan fungsional dapat menekan harga hunian sehingga harga yang ditawarkan lebih terjangkau. "Dengan harga hunian yang makin tinggi di sekitaran Bodetabek yang menjadi daerah penyangga Jakarta, diperlukan berbagai strategi untuk membuat rumah yang lebih terjangkau untuk masyarakat," katanya, Senin (10/3). (jpc/c1)