Minggu, 04 Mei 2025
Network
Beranda
Berita Utama
Ekonomi Bisnis
Lampung Raya
Politika
Olahraga
Metropolis
Lainnya
Advertorial
Edisi Khusus
Iklan Baris
Sosok
Bursa Kerja
Arsitektur
Wisata dan Kuliner
Otomotif
Teknologi
Lifestyle
Kesehatan
Hobi
Kriminal
Pendidikan
Edisi Ramadan
Network
Beranda
Edisi Ramadan
Detail Artikel
Ramadan Cari Ketenangan, Bukan Kesenangan
Reporter:
Anggi Rhaisa
|
Editor:
Syaiful Mahrum
|
Selasa , 11 Mar 2025 - 16:42
--FOTO ISTIMEWA
ramadan cari ketenangan, bukan kesenangan oleh: muslih, s.h.i., m.h. dosen agama dan dosen ilmu hukum universitas malahayati lampung bismillah. alhamdulillah. la haula wala quwwata illa billahil aliyil adzim. allahuma soli ala sayyidina muhammadin wa’ala alihi sayyidina muhammadin. assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh. ramadan menggambarkan bagian siklus tentang waktu (al-asr), hidup, (al-haya), dan ibadah. roda kehidupan manusia terus berputar detik ke menit, ke jam, ke minggu, ke bulan, bahkan ke tahun melewati ujian, halangan rintangan, dan tantangan. pada ujian yang diberikan allah swt, ada yang berupa nikmat tenang dan berupa musibah. tenang ini gambaran kehidupan yang berhasil mendapat kemenangan. tapi, ada juga ujian hidup yang allah berikan kenikmatan tapi tidak merasa senang, apalagi tenang. diberikan musibah, marah hingga hilang arah. ini menggambarkan kemunduran. bahkan mengarah kesesatan sebagaimana firman allah: "yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia maha perkasa lagi maha pengampun.” (qs. al-mulk: 2). sumber ketenangan hidup salah satunya memaknai ramadan secara efektif tentang waktu, hidup, dan ibadah manjadi satu kesatuan nikmat. juga tantangan untuk jadi manusia paling baik amalnya. sebagaimana orang berpuasa ramadan agar ia bertakwa (laallakum tattaqun). dengan ramadan, allah berikan kesempatan pintu pengampunan, waktu bercocok tanam yang tepat, segala kebaikan dilipatgandakan, keberkahan (sahrul mubarok), dan setan-setan dibelenggu bahkan ada malam lebih baik daripada seribu bulan. manusia pada bulan ramadan dituntut untuk patuh pada perintah allah dan larangan-nya. menahan diri agar tidak batal puasa, menahan buka sebelum masuk waktu, dan menahan santap takjil atau makan berlebihan tidak dengan cara yang benar sesuai islam. melatih diri mengendalikan nafsu melalui bulan ramadan itu menjadi tantangan sebagaimana orang berpuasa ia tunduk dengan keyakinan atas imannya atau ia tunduk dengan nafsunya. hal demikian menggambarkan orang berpuasa ada tiga tingkatan. pertama, puasa awam. puasa hanya menahan dari makan dan minum serta dari yang membatalkan puasa mulai terbit fajar hingga terbenam matahari. kedua, puasa khusus. selain menjalankan yang pertama, ia mampu mengendalikan makan saat berbuka tidak secara berlebihan dan mampu istikamah ibadah lainnya. ketiga, puasa khususil khusus. selain menjalankan tingkatan puasa pertama dan kedua dengan baik, ia juga mengerjakannya dengan akumulasi amal kuantitatif dengan kualitatif hingga mampu membentengi hati dan pikirannya atau badannya. sedangkan ada model manusia di bulan ramadan justru mengikuti hawa nafsunya, hanya ingin senang senang. ia sahur, ia membatalkannya, makan di siangnya, dan tidak peduli dosa. bahkan tidak peduli sekitarnya. ia berbuka, tapi hanya tipu daya seolah ia berpuasa bahkan pada puncaknya ia sengaja terang-terangan menentang yang berpuasa. semoga allah melindungi kita. esensi kehidupan di bulan ramadan bagi siapa yang mencari ketenangan bukan kesenangan tergambar pada seseorang yang puasa dengan keyakinan dan keimanan serta keikhlasannya bukan dengan nafsunya. berpuasa dengan penuh kesungguhan, perenungan mendalam mengkaji diri, lingkungan sosial, memaknai hakikat, makrifat, dan tarekatnya sampai ia merasakan bahwa allah adalah tujuan utamanya. puasa melahirkan ketenangan, kecendrungan hati pikiran yang jernih, sikap bijak, memiliki keseimbangan batin, akal, dan nafsu. memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosi, berpikir rasional, dan menghadapi tantangan dengan kepala dingin. mereka juga memiliki kecerdasan emosional dan mental yang kuat. penelitian menunjukan pengaruh puasa terhadap kesehatan mental berdasar penafsiran quraish shihab: puasa sebagai pengobatan jiwa, puasa sebagai pereda kejahatan syahwat dan pengendalian hawa nafsu. puasa mampu menumbuhkan emosional positif dan mampu mengendalikan ucapan, pandangan, pendengaran, serta menahan seluruh tubuh dari kejelekan.puasa menumbuhkan jiwa sosial yang tinggi dan terhindar dari keegoisan. oktavia, yati, et al. "pengaruh puasa terhadap kesehatan mental." proceeding conference on psychology and behavioral sciences. vol. 2. 2023. puasa ramadan dapat membentuk pribadi berkarakter dan dapat memberikan pengaruh yang baik dalam proses pendidikan sebagimana dalam penelitian dengan judul ’’pendidikan karakter siswa melalui ibadah puasa’’. "puasa akan menyebabkan orang untuk memiliki prinsip yang kuat, kesabaran, dan keikhlasan tidak menyerah, serta memiliki solidaritas dan saling mencintai". ketika nilai dari sifat manusia kembali, maka nilai kesetaraan dan solidaritas akan mewarnai hari-hari siswa. puasa memiliki dimensi horizontal dengan kehidupan sosial yang kuat, seperti amal, disajikan makanan anak-anak yatim, dan menjadi sabar ketika mendapat cobaan. setelah bulan ramadan, siswa diajarkan kegiatan sunah puasa bersama dua kali seminggu yaitu senin-kamis. ide sunah puasa adalah menjadi pengaruh yang sangat efektif pada pembentukan karakter siswa. dermawan, oki. "pendidikan karakter siswa melalui ibadah puasa." edukasia: jurnal penelitian pendidikan islam 8.2 (2013). puasa menjadikan manfaat bagi siapa yang mengerjakannya dengan baik karena puasa, allah langsung yang menilainya, allah langsung yang menjamin pahalanya, allah langsung yang menjamin ketenangannya yang akan diraih sebagaimana firman allah q.s. al-fajr: 27-30: ’’ya ayyatuha al-nafs al-muthma innah irji ii ilaa rabbiki raadliyatan mardliyyah, fadkhuli fii ibaadii wadkhulii jannatii’’. artinya: ’’wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada tuhanmu dengan hati puas lagi diridhai-nya’’. pada akhirnya, ramadan datang dan pergi untuk dimanfaatkan semaksimalnya untuk manusia yang beriman yang mampu menjadikan pribadi yang bertakwa yang menumbuhkan sendi-sendi nilai yang menenangkan jiwa memengaruhi hidup untuk lebih baik. untuk beramal lebih baik, untuk beribadah lebih baik, untuk berbagi lebih baik, untuk bersosial lebih baik, untuk menjadi manusia yang terbaik, dan untuk kemanfaatan bagi manusia lainnya yang terbaik. (*)
1
2
3
4
»
Tag
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Koran Radar Lampung 12 Maret 2025
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Pemprov Lampung dan BRI Regional Office Bandar Lampung Resmi Luncurkan Program Pemutihan Kendaraan 2025
Berita Utama
21 jam
Dua Tersangka Diamankan, 143 Kilogram Ganja Gagal Edar
Berita Utama
22 jam
Janjikan Hadiah Uang dan Perhiasan, IRT Tipu Korban hingga Rugi Rp115 Juta
Lampung Raya
3 jam
Gubernur Bali Apresiasi Gerak Cepat PLN Atasi Gangguan Kelistrikan
Ekonomi Bisnis
21 jam
Hasil Barcelona vs Real Valladolid 2-1: Blaugrana Dekati Gelar dengan 9 Pemain Lapis Kedua
Olahraga
7 jam
Polsek Wonosobo Bantu Polda Metro Jaya Tangkap DPO Ganjal ATM
Lampung Raya
6 jam
Berita Pilihan
Pemprov Lampung dan BRI Regional Office Bandar Lampung Resmi Luncurkan Program Pemutihan Kendaraan 2025
Berita Utama
21 jam
Mall Jadi Tempat yang Cocok untuk Isi Libur Panjang
Edisi Khusus
2 minggu
8 Tips Membantu Anak Mengatasi Post-Holiday Blues
Kesehatan
3 minggu
10 Minuman Herbal Alami untuk Bantu Bakar Lemak Pasca Lebaran
Kesehatan
3 minggu
Komnas HAM Pantau Penegakan Hukum di Waykanan
Berita Utama
3 minggu