Ramadan Cari Ketenangan, Bukan Kesenangan

--FOTO ISTIMEWA
Puasa melahirkan ketenangan, kecendrungan hati pikiran yang jernih, sikap bijak, memiliki keseimbangan batin, akal, dan nafsu.
Memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosi, berpikir rasional, dan menghadapi tantangan dengan kepala dingin. Mereka juga memiliki kecerdasan emosional dan mental yang kuat.
Penelitian menunjukan pengaruh puasa terhadap kesehatan mental berdasar penafsiran Quraish Shihab: Puasa sebagai pengobatan jiwa, puasa sebagai pereda kejahatan syahwat dan pengendalian hawa nafsu.
Puasa mampu menumbuhkan emosional positif dan mampu mengendalikan ucapan, pandangan, pendengaran, serta menahan seluruh tubuh dari kejelekan.Puasa menumbuhkan jiwa sosial yang tinggi dan terhindar dari keegoisan. Oktavia, Yati, et al. "Pengaruh Puasa terhadap Kesehatan Mental." Proceeding Conference on Psychology and Behavioral Sciences. Vol. 2. 2023.
Puasa Ramadan dapat membentuk pribadi berkarakter dan dapat memberikan pengaruh yang baik dalam proses pendidikan sebagimana dalam penelitian dengan judul ’’Pendidikan Karakter Siswa Melalui Ibadah Puasa’’.
"Puasa akan menyebabkan orang untuk memiliki prinsip yang kuat, kesabaran, dan keikhlasan tidak menyerah, serta memiliki solidaritas dan saling mencintai".
Ketika nilai dari sifat manusia kembali, maka nilai kesetaraan dan solidaritas akan mewarnai hari-hari siswa. Puasa memiliki dimensi horizontal dengan kehidupan sosial yang kuat, seperti amal, disajikan makanan anak-anak yatim, dan menjadi sabar ketika mendapat cobaan.
Setelah bulan Ramadan, siswa diajarkan kegiatan sunah puasa bersama dua kali seminggu yaitu Senin-Kamis.