Fenomena Puasa Ramadan: Kebaikan Versus Kejahatan

--FOTO ISTIMEWA
Oleh: Prof. Dr. K.H. Abdul Syukur, M.Ag.
Dosen dan Dekan FDIK UIN RIL
DI bulan suci Ramadan, kebaikan dibuka lebar-lebar untuk memberikan kesempatan kepada manusia. Khususnya umat Islam, lebih khusus kepada orang yang berpuasa Ramadan diberikan kesempatan seluas-luasnya berlomba-lomba mengerjakan ibadah puasa dan ibadah lain yang mengiringinya. Sehingga Allah membuka pintu-pintu surga selebar-lebarnya kepada siapa saja yang ingin meraih kebaikan.
Namun pada bulan Ramadan juga, Allah menutup rapat pintu-pintu neraka dan setan-setan dibelenggu. Ini untuk menutup celah kejahatan sehingga manusia dapat menghindari dan menjauhi kejahatan serta tetap dapat beramal kebaikan di bulan yang suci ini.
Hal demikian dijelaskan dalam Hadits Nabi, artinya: "Ketika datang (bulan) Ramadan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu." (HR Bukhari dan Muslim).
Hadits Nabi tersebut memberikan pesan-pesan kepada orang-orang yang beriman kepada Allah (umat Islam) agar mereka selalu mengerjakan kebaikan untuk mendapatkan pahala, rahmat, barakah, dan maghfirah dari Allah.
Pesan-pesan hadits tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. Pertama, pintu-pintu surga dibuka berarti umat Islam lebih mudah mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan amal kebaikan yaitu ibadah puasa dan ibadah lain yang mengiringinya tanpa gangguan setan.
Kedua, pintu-pintu neraka ditutup berarti Allah SWT memberikan kesempatan besar bagi hamba-Nya untuk bertobat dan kembali kepada jalan yang benar. Sehingga jalan menuju kebaikan mulus dengan dasar ikhlas, sabar, dan tawakal.