UNIOIL
Bawaslu Header

Pemerintah Tambah Pasokan Daging Ayam 20 Persen untuk Penuhi Kebutuhan hingga Lebaran 2025

RAKOR: Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan memberikan keterangan setelah rakor ketersediaan pasokan dan harga komoditas daging ayam. -FOTO DOK KEMENDAG-

JAKARTA – Ketersediaan stok daging ayam ras untuk konsumsi masyarakat selama Ramadan dan hingga Idulfitri nanti, telah dipastikan cukup oleh pemerintah. 

Pasokan itu sepenuhnya bersumber dari dalam negeri karena Indonesia mampu memenuhi kebutuhan konsumsi daging ayam ras dari hasil peternak domestik.

"Tadi Bapak Menko Pangan bilang ke kita, perintahnya Bapak Presiden Prabowo itu harga pangan tidak boleh lebih dari harga acuan atau harga eceran tertinggi. Jadi confirm, itu yang kita jaga," tutur Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi dalam wawancara cegat dengan pewarta di Kantor Kementerian Perdagangan di Jakarta.

Arief melanjutkan dalam rapat koordinasi tersebut, pemerintah sudah memastikan ketersediaan pasokan dan mendorong harga daging ayam ras selama Ramadan tidak sampai bergejolak. Dengan pasokan yang memadai, maka permintaan masyarakat pun dapat terpenuhi.

"Kemudian harga yang boleh naik, hanya GKP. Gabah kering panen. Untuk stok ayam, itu mencukupi. Tadi disebutkan rata-rata kebutuhan bulanan sekitar 300 sampai 320 ribu ton, jadi pasokan dari para pelaku usaha unggas akan dinaikkan 20 persen," sambungnya.

Merujuk data Proyeksi Neraca Pangan Daging Ayam Ras yang diolah oleh Badan Pangan, kebutuhan konsumsi ayam pada bulan Maret ini diprediksi akan meningkat sekitar 15,86 persen dari bulan Februari atau naik menjadi 349 ribu ton ayam. 

Sedangkan total ketersediaan di Maret diproyeksikan ada 493,7 ribu ton yang berasal dari estimasi produksi bulanan 351,3 ribu ton dan 142,4 ribu ton stok di awal bulan Maret.

"Harga pun masih terkontrol dengan baik. Pelaku usaha ayam tadi sampaikan kondisi stok baik. Ada beberapa outlet yang menjual di harga Rp 34 ribu per kilo. Ada 2.200 outlet. Lalu harga rata-rata nasional sekitar Rp 38-39 ribu, sudah sesuai harga acuan penjualan di Rp 40 ribu. Ini sesuai perintah Bapak Presiden, harga tidak boleh naik, harga harus baik, semuanya," tegas Arief.

"Kenapa HAP-nya sampai dengan Rp 40 ribu? Itu karena Indonesia wilayahnya luas, sampai ke Papua, Maluku. Tapi kalau di Jawa, angkanya masih di rata-rata Rp 38-39 ribu. Misal ada daging ayam yang harganya Rp 49-50 ribu, itu biasanya ukurannya lebih dari 1 kilo. Ada juga yang boneless, yang dagingnya saja. Itu pasti harganya diatas Rp 50 ribu. Nah ini mesti dijelaskan ke masyarakat," sambungya.

Ditanya soal praktik oknum pedagang daging ayam yang merugikan konsumen, seperti penjualan daging ayam gelonggongan, Aried Prasetyo Adi menyerahkan penindakannya kepada Satgas Pangan Polri. Ini karena Satgas Pangan Polri tersebar di setiap wilayah Indonesia.

"Intinya stok daging ayam, itu banyak. Frozen condition. Jadi kalau frozen condition, itu artinya sudah ada di storage, tinggal disalurkan saja. Silahkan datang ke pasar tradisional dan pasar modern, semuanya tersedia stok daging ayam. Jadi masyarakat bisa menjalani Ramadan di tahun ini dengan tenang dan menyenangkan," ucapnya.

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menambahkan pasokan daging ayam di pasar Tanah Air akan meningkat sebesar 20% selama Ramadan dan Idulfitri 2025. 

Langkah ini dilakukan untuk menjaga stabilitas harga dan memastikan ketersediaan bahan pangan bagi masyarakat.

Pernyataan ini disampaikan Budi setelah menggelar rapat dengan sejumlah pelaku usaha peternakan. 

Menurutnya, kebutuhan rata-rata daging ayam di Indonesia mencapai 300.000 ton per bulan, dan selama periode Ramadan serta Idulfitri, pasokan daging ayam akan ditambah sebanyak 20%.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan