UNIOIL
Bawaslu Header

Wagub Jihan Ajak Masyarakat Waspada DBD

Wakil Gubernur (Wagub) Lampung Jihan Nurlela -FOTO IST-

BANDARLAMPUNG - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Lampung tahun 2025 melonjak. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Diskes) Lampung, di awal 2025 sudah ada 2.709 kasus DBD dengan angka kematian 11 kasus di Lampung.

Terkait melonjaknya kasus DBD ini, Wakil Gubernur (Wagub) Lampung Jihan Nurlela mengajak masyarakat waspada. Dikatakannya, saat ini Lampung masih musim penghujan. Sehingga, dia mengimbau semua pihak perlu mewaspadai kasus DBD.

Dia meminta masyarakat Lampung dapat mengenali gejala DBD serta cara pencegahannya. Sehingga dengan mengenali gejalanya masyarakat dapat melakukan deteksi sedini mungkin.  "Warga tetap harus waspada dan kenali gejala serta pencegahannya dilakukan secara masif baik dilingkungan keluarga sampai tenaga kesehatan juga aktif," ucapnya.

BACA JUGA:Prediksi Bologna vs AC Milan, Jumat 27 Februari 2025: Berburu Tiket Eropa

Sementara, Kepala Dikes Lampung, Edwin Rusli menambahkan tanda-tanda dan gejala awal DBD seperti mendadak panas tinggi, tampak lemah dan lesu, nyeri ulu hati dan belakang bola mata.

 

"Pada umumnya tampak bintik-bintik merah pada kulit seperti gigitan nyamuk, kemudian terjadi pendarahan di hidung, muntah atau buang air besar bercampur darah," ujar Edwin Rusli.

 

Diketahui, rincian kasus DBD di awal tahun 2025, Lampung Utara 721 kasus, Lampung Tengah (298), Tulangbawang Barat (288), Pringsewu (205). Kota Metro (197), Pesawaran (193), Tulangbawang (179), Waykanan (140), Lampung Timur (116), Mesuji (82), Bandarlampung (77).

Kemudian, Lampung Barat (72), Lampung Selatan (71), Tanggamus (40) dan Pesisir Barat (40) 

Untuk kasus kematian ada 11 kasus dengan rincian Lampung Tengah (4), Lampung Utara (3), Pesawaran (2), Mesuji (1), dan Pringsewu (1). 

 

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal. Untuk membasmi sarang nyamuk sebagai tempat berkembang biak, masyarakat dapat menguras tempat penampungan air serta menutup tempat-tempat penampungan air. "Kemudian yang penting adalah mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk itu sendiri," tuturnya.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan