Anies Beber Program untuk Lampung
KENAKAN ROMPI RADAR LAMPUNG: Calon presiden nomor urut 1 Anies Rasyid Baswedan saat di ruang VIP Bandara Raden Intan Lampung, Kamis (7/12). -FOTO TAUFIK WIJAYA/RADAR LAMPUNG-
Double Track, Tolak Industrialisasi Pendidikan, dan Berantas Mafia Daging
BANDARLAMPUNG - Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Rasyid Baswedan menyambangi Provinsi Lampung, Kamis (7/12). Beberapa tempat dikunjunginya. Antara lain peternakan sapi di Lampung Tengah, Universitas Malahayati untuk dialog kebangsaan, serta Kafe Bento untuk dialog bersama milenial dan Gen Z.
Dalam dialog kebangsaan di Universitas Malahayati, Anies mendukung adanya transportasi umum yang maju di Provinsi Lampung. Realisasi ini dilakukan jika dia terpilih atau menjadi pemenang Pilpres 2024 bersama Muhaimin Iskandar.
Transportasi umum yang bakal dilaksanakan pembangunannya adalah double track dari Bakauheni (Lampung Selatan) ke Kertapati (Palembang). ’’Tujuannya agar terjadi efisiensi di transportasi. Bisa dijangkau semua. Jika jalan tol kan terbatas. Inginnya kami, semua sama rata,” ucapnya.
Tidak hanya itu, penguatan transportasi yang berintegritas juga akan diimplementasikan di daerah perkotaan, yakni di Bandarlampung. Anies juga menginginkan agar masyarakat bisa menikmati transportasi umum yang murah meriah. Seperti jika warga naik kereta, maka bisa berbagi ruang karena antara si miskin dan kaya mendapat perlakuan setara dan duduknya sama.
Anies mengaku ingin mencontoh kesuksesan Jakarta dalam membangun transportasi umum yang mengintegrasikan wilayah sekitarnya. Terlebih, sambungnya, pada 2045 diprediksi penduduk perkotaan mencapai angka 75 persen dari penduduk di suatu provinsi.
’’Tentunya, insya Allah di Bandarlampung ada transportasi yang menjangkau semua masyarakat,” ujarnya.
Dalam kunjungannya itu juga, eks Mendikbud RI ini menyebut cara pandang pemerintah terhadap dunia pendidikan harus diubah. Di mana, dia dengan tegas menolak adanya industrialisasi perguruan tinggi di Indonesia.
’’Jangan jadikan pendidikan sebagai industri. Sebab ke depan, lulusannya akan mencari pekerjaan dengan salary tinggi. Nanti unsur pengabdian dari mahasiswa bisa hilang,” katanya.
Anies menjelaskan, salah satu menepis adanya industrialisasi pendidikan adalah menopang anggaran yang memadai. Di mana, peningkatan anggaran ini dilakukan juga agar mengurangi beban mahasiswa dan orang tua.
Terkait ekonomi, Anies menyebut masih banyak kalangan masyarakat yang kesulitan dalam membayar biaya pendidikan. Sebab, sambungnya, kalangan masyarakat ekonomi rendah saat ini banyak menerima bantuan. Kendati demikian, kalangan menengah tidak mendapat bantuan. Sementara, kalangan atas bisa membiayai pendidikan.
“Di kalangan tengah juga akan terbantu. Karena itu, kampus tidak boleh berorientasi untuk mencari uang,” katanya.
Terkait kekerasan seksual di Lampung, Anies bilang akan menyadur program yang sudah dilakukan saat dia menjabat Gubernur DKI Jakarta. Salah satu cara meminimalisasinya adalah dengan membentuk call center dan safe house.
“Siapa pun korbannya bisa menelepon. Jikapun ada biaya visum, itu ditanggung oleh negara. Di mana pun, tidak berbasis domisili. Saat ini memang acuannya KTP, padahal sama-sama orang Indonesia,” pungkasnya.