Butuh Investasi Rp13.032 T untuk Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 8%

BICARA INVESTASI: Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM Dedi Latip dalam SMBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (18/2).--FOTO NURUL FITRIANA/JAWAPOS.COM
JAKARTA - Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyampaikan pemerintah Indonesia memerlukan investasi, baik lewat penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA), mencapai Rp13.032 triliun untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Dedi Latip memastikan angka tersebut telah sesuai dengan hitungan Bappenas untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen per tahun dalam 5 tahun ke depan.
"Dalam rangka mencapai target tersebut, dari perhitungan Bappenas diperlukan investasi PMDN dan PMA sebesar Rp13.032 triliun. Ini cukup fantastis untuk 5 tahun ke depan dari periode 2025-2029," kata Dedi Latip dalam SMBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Selasa (18/2).
Lebih lanjut, Dedi Latip membeberkan bahwa total investasi yang dibutuhkan mencapai Rp13.032 triliun tercatat naik 143 persen dari capaian realisasi investasi dalam 10 tahun terakhir yang mencapai Rp1.650 triliun. "Artinya, kita bisa lihat begitu cukup besar target dan harapan yang harus dicapai," ujarnya.
Dedi Latip juga membeberkan bahwa ada sejumlah hal yang ditawarkan Kementerian Investasi dan Hilirisasi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Meliputi hilirisasi sumber daya alam, energi baru dan terbarukan, serta ketahanan pangan. Lalu kesehatan, pendidikan, ekonomi digital, dan pusat data semikonduktor. "Ibu Kota Nusantara dan industri manufaktur berorientasi ekspor," ungkap Dedi Latip.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengaku optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi selama masa pemerintahannya bisa tumbuh mencapai 8 persen, bahkan lebih dari itu.
Prabowo meyakini itu setelah banyak mempelajari soal perekonomian Indonesia selama tiga bulan menjabat sebagai presiden selama tiga bulan. Meskipun pada saat yang bersamaan memang dinamika geopolitik dan geoekonomi persaingan global semakin keras.