UNIOIL
Bawaslu Header

Cuaca Buruk, Penghasilan Nelayan di Bandar Lampung hanya Rp10 Ribu Per Hari

Nelayan payang di Sukaraja, Bumi Waras, Bandar Lampung, terpaksa berjuang ekstra keras di tengah cuaca buruk untuk mencari nafkah. -FOTO LEO DAMPIARI/RLMG-

Ketinggian ombak yang mencapai lebih dari 3 meter dinilai sangat berbahaya bagi keselamatan mereka. 

“Mau bagaimana lagi, kami tidak berani melaut karena ombaknya terlalu tinggi. Keselamatan kami terancam,” ujar Azis, salah seorang nelayan bagan congkel.

Karena tidak bisa melaut, para nelayan hanya bisa pasrah dan mencari penghasilan alternatif. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, mereka terpaksa menerima upah pembuatan jaring dari nelayan lain yang masih bisa bekerja.

 “Kami sudah lebih dari dua minggu tidak melaut. Untuk bertahan hidup, kami terpaksa menerima pekerjaan sampingan membuat jaring,” ungkap Junaidi, nelayan bagan lainnya.

Pantauan di lokasi pesisir Teluk Betung menunjukkan bahwa meskipun ada beberapa nelayan yang berani turun ke laut, sebagian besar masih menunggu cuaca kembali normal. 

Keadaan ini membuat banyak nelayan memilih untuk bersabar dan berharap kondisi cuaca segera membaik agar mereka bisa kembali melaut.

“Kami hanya bisa menunggu cuaca kembali aman. Jika sudah normal, kami akan melaut lagi untuk mencari ikan,” tambah Azis.

Dengan cuaca yang tidak menentu, nelayan di Teluk Betung berharap cuaca segera membaik agar mereka bisa melanjutkan pekerjaan utama mereka mencari ikan di laut. 

Sebelumnya, Petugas Stasiun Meteorologi Maritim BMKG Pelabuhan Merak Zakky menyampaikan peringatan dini terkait cuaca buruk berupa gelombang tinggi dan angin kencang selama beberapa hari ke depan, yakni pada 4–7 Desember 2024.

’’Untuk kondisi cuaca saat ini di sekitar pelabuhan hujan ringan dengan arah angit barat daya di angka 15–20 Knots, di mana ketinggian gelombang rentang 1,5–2 meter,” katanya, Selasa (3/12).

Menurutnya, cuaca ekstrem berupa gelombang tinggi dan angin kencang bertahan di perairan Teluk Lampung bagian utara, perairan Teluk Lampung bagian selatan, dan perairan timur Lampung bagian selatan. ’’Dengan tinggi gelombang 1–2,5 meter,” katanya.

Sedangkan tinggi gelombang 2,5–4 meter berpeluang terjadi di perairan barat Lampung dan Selat Sunda bagian barat Lampung. 

’’Hal ini Berisiko terhadap keselamatan pelayaran, di mana perahu nelayan apabila kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,25 meter. Lalu kapal tongkang apabila kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,5 meter, sedangkan risiko keselamatan pada kapal Ferry apabila kecepatan angin mencapai 21 knot dan tinggi gelombang mencapai 2.5 meter,” jelasnya.

Tak hanya itu, BMKG juga menyebut banjir rob bisa terjadi hingga besok. Masyarakat yang berada di sekitar pesisir pantai diimbau untuk selalu waspada terhadap segala kemungkinan ýang terjadi.

Terpisah, Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Shelvy Arifin dalam keterangan tertulis yang diterima Radar Lampung, ASDP menegaskan pentingnya perencanaan perjalanan yang matang demi kenyamanan dan keselamatan bersama.

Tag
Share