UNIOIL
Bawaslu Header

Pemerintah Akan Impor Gula

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi. -FOTO IST -

JAKARTA- Gula impor akan membanjiri pasar kebutuhan tanah air. Pemerintah niscaya gula impor tersebut tidak mempengaruhi petani lokal. 

Alasannya, pemerintah melakukan pengadaan impor gula dari luar negeri sebagai upaya mengantisipasi risiko fluktuasi harga gula konsumsi menjelang Ramadan dan Idul Fitri.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan bahwa stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) di BUMN pangan harus diperkuat. 

Menurut Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, langkah pemerintah untuk melakukan pengadaan raw sugar atau Gula Kristal Mentah (GKM) dari luar Indonesia akan diambil dengan menjamin tidak memberikan dampak ke petani, terutama ketika panen berlangsung.

"Karena CPP gula ini perlu. Tadi harga gula dilaporkan BPS, harganya mulai bergerak naik. Kontribusi inflasinya 1,4 persen, sehingga kita semua memerlukan tambahan berupa raw sugar yang nanti akan diproses untuk CPP," ujar Arief di Jakarta, pada Kamis 14 Februari 2025.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatatkan data bahwa hingga pekan pertama Februari 2025, terjadi penambahan jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga gula pasir.

Bukan hanya itu, pada pekan ketiga Januari terdapat 118 kabupaten/kota. Dari data tersebut, disebutkan juga bahwa jumlahnya semakin bertambah menjadi 153 kabupaten/kota di minggu kelima Januari.

"Jadi importasi bukan dalam bentuk GKP (gula kristal putih), tidak langsung begitu. Yang jadi catatan adalah importasi yang dilakukan ini hanya untuk CPP. Kita mau menaikkan stok level yang dipegang pemerintah. Bukan karena kekurangan produksi, karena kita masih cukup sekitar 4 sampai 5 bulan," jelas Arief.

Diketahui, stok CPP dalam bentuk gula pasir per 12 Februari total ada 34 ribu ton. Stok tersebut dikelola oleh Holding BUMN Pangan, ID FOOD dengan jumlah 22 ribu ton dan Perum Bulog sebanyak 12 ribu ton. 

Bila dibandingkan dengan rerata kebutuhan konsumsi bulanan yang sekitar 235 ribu ton per bulan, maka stok CPP gula berada di kisaran ketercukupan 14,47 persen.

"Yang harus dijamin adalah harga di tingkat petani, karena petani akan mulai panen di April, Mei, Juni. Kemudian raw sugar itu akan murah biayanya pada saat gilingnya bersamaan dengan panen. Itu pertimbangannya. Sekitar 200 ribu ton raw sugar, datangnya tahun ini secara bertahap," tambah Arief.

Sementara itu berdasarkan proyeksi neraca gula konsumsi yang diolah NFA update per 21 Januari, kebutuhan konsumsi bulanan di Maret 2025 diprediksi akan meningkat karena berbarengan dengan momentum bulan Ramadan. 

Pada Maret nanti, proyeksi kebutuhan konsumsi akan meningkat 13,39 persen atau menjadi 251,8 ribu ton dibandingkan Februari yang 222 ribu ton.(disway/nca)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan