Alumnus UBL Jadi Pelatih Bulu Tangkis di Tiongkok

MEMBANGGAKAN: Eprilia Mega Ayu Swastika, alumnus Prodi Manajemen FEB UBL, menjadi pelatih bulu tangkis di Tiongkok.-FOTO DOK. UBL -

BANDARLAMPUNG – Berkarir sesuai minat tentu menjadi hal yang menyenangkan bagi semua orang. Tak terkecuali bagi Eprilia Mega Ayu Swastika, alumnus Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bandar Lampung (FEB UBL). 

Mega memilih berkarir sesuai bakat dan minatnya di bidang olahraga. Lulus kuliah dengan beasiswa prestasi olahraga bulu tangkis, kini Mega menapaki karir internasionalnya sebagai pelatih bulu tangkis di Tiongkok.

Kesempatan menjadi pelatih bulu tangkis di Tiongkok menjadi pengalaman internasional kali kedua bagi Mega setelah Swedia. Di mana, Mega sempat juga merasakan bermain di Liga Eropa sekaligus melatih anak anak junior di sana.

BACA JUGA:Gathering Bersama Partshop Lampung, Yamaha Bagi Doorprize Motor dan Beri Penghargaan

’’Alhamdulillah, saya kuliah di UBL dengan beasiswa prestasi bidang olahraga bulu tangkis. Selama kuliah pun, saya masih terus berlatih. Membagi waktu untuk kuliah dan mengikuti berbagai kejuaraan nasional maupun internasional. Begitu selesai, saya dapat tawaran dari klub buat ngelatih di Tiongkok. Awalnya dikontrak tiga bulan masa percobaan, terus sekarang diperpanjang jadi kontrak kerja satu tahun,” ungkap Mega.

Berbekal pengalamannya sebagai atlet nasional dan sempat mewakili Lampung pada PON XX di Papua serta pengalaman kejuaraan internasional di berbagai negara, seperti Malaysia, Khazakstan, Swedia, India, dan Korea, salah satu perusahaan olahraga terkemuka di Tiongkok, Tiongkok Shanghai Jingying Sports Technology Co. Ltd., tertarik untuk merekrutnya sebagai pelatih. 

’’Shanghai Jingying Sports Technology dikenal sebagai salah satu pusat pelatihan bulu tangkis yang memiliki program-program pelatihan berkualitas tinggi dan berperan besar dalam pengembangan atlet-atlet muda di Tiongkok. Begitu ada kesempatan penawaran ini, tentu saya nggak sia-siakan. Saya melatih atlet-atlet muda, usia 6-15 tahun,’’ kata Mega. 

Tidak hanya melatih teknik dan strategi bulu tangkis. Namun, kata Mega, juga membangun mental dan motivasi para atlet. ’’Pengalaman saya sebagai mantan atlet dan bekal berbagai kegiatan selama saya kuliah sangat membantu saya dalam menerapkan pendekatan holistik di setiap sesi latihan,” ungkapnya.

Disinggung mengenai pengalamannya selama melatih, Mega menyatakan banyak belajar hal baru. "Tantangannya selama di sini sih jauh dari keluarga aja. Terkadang kangen sama orang tua. Tapi, juga senang sekali rasanya karena dapat banyak pengalaman baru. Belajar bahasa, budaya, dan karakter anak-anak di sini, juga menambah relasi. Anak anak di Tiongkok sudah dididik dari kecil sangat keras dan disiplin. Saya sangat kagum dengan disiplin dan daya juang mereka selama latihan. Ini mungkin yang jadi salah satu hal yang beda ketika saya rasakan saat melatih di tempat lain," tuturnya. (rls/gie/c1)

 

Tag
Share