Inflasi Diprediksi Kembali Meningkat
FOKUS LAYANAN DIGITAL: Chub Life perkuat layanan digital untuk tingkatkan pendapatan. -FOTO IST -
JAKARTA - Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, memproyeksikan bahwa tingkat inflasi pada bulan Desember 2023 akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Dikutip oleh JawaPos.com dari Antaranews Rabu (6/12), Piter menyebut bahwa kenaikan inflasi pada bulan Desember umumnya terjadi sebagai akibat dari event Natal dan tahun baru, terutama pada produk bahan pangan.
Menyoroti dampak buruk dari badai El Nino yang baru-baru ini melanda Indonesia, Piter mengingatkan pemerintah untuk bersiap menghadapi potensi penurunan pasokan bahan pangan yang dapat memperparah situasi inflasi pangan.
Pemerintah juga diingatkan untuk memperhatikan peningkatan inflasi yang mungkin terjadi akibat lonjakan permintaan selama kampanye menuju pemilihan umum pada 2024.
Piter menekankan bahwa pemerintah perlu mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mengendalikan inflasi di tengah periode kampanye politik.
Tentang Bantuan Sosial (Bansos) yang akan diberikan oleh pemerintah, Piter menyatakan bahwa meskipun bansos mungkin tidak secara signifikan mengurangi tingkat inflasi, namun dapat membantu mengurangi dampak inflasi terhadap daya beli masyarakat berpenghasilan rendah.
Piter menekankan perlunya pemerintah memastikan distribusi bansos dilakukan secara efisien dan tepat sasaran.
Dia menyebut bahwa tantangan utama dalam pelaksanaan bansos adalah memastikan bahwa bantuan tersebut benar-benar mencapai masyarakat yang membutuhkannya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat bahwa tingkat inflasi pada November 2023 mencapai 2,86 persen, mengalami kenaikan dari 2,56 persen pada bulan sebelumnya.
Meskipun masih berada dalam kisaran perkiraan pemerintah sebesar 3 plus minus 1 persen untuk tahun 2023, Piter Abdullah menekankan pentingnya langkah-langkah proaktif untuk mengendalikan inflasi di masa mendatang.
Bank Indonesia menyoroti bahwa tingkat inflasi yang terjaga dapat diatribusikan kepada konsistensi kebijakan moneter yang telah diterapkan.
Hal ini juga dipengaruhi oleh kerja sama yang erat antara Bank Indonesia, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah, terutama melalui keberlangsungan Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Daerah.
Keberhasilan sinergi ini menciptakan kerangka kerja yang efektif dalam mengendalikan laju inflasi, mencerminkan komitmen bersama untuk mencapai stabilitas ekonomi. (jpc/abd)