UNIOIL
Bawaslu Header

Garis Kemiskinan Lampung Meningkat

Ilustrasi Kemiskinan-foto jawa pos-

Pada September 2019, tingkat kemiskinan di perkotaan tercatat sebesar 9,02 persen, sementara di perdesaan sebesar 13,96 persen. Namun, pada September 2024, tingkat kemiskinan di perkotaan (7,91 persen) dan perdesaan (12,04 persen) sudah kembali ke level sebelum pandemi. 

"Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Indeks kedalaman kemiskinan mengindikasikan jarak rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin," ucapnya.

BACA JUGA:Operasional PT Semen Baturaja Diduga Cemari Lingkungan

Dari September 2019 (masa sebelum pandemi Covid-19) hingga masa pemulihan saat ini, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) terus menunjukkan penurunan baik di perkotaan maupun perdesaan.

Pada September 2024, P1 turun menjadi 1,744 dari sebelumnya 1,988 pada September 2019. Hal yang sama juga terjadi pada P2 yang turun dari 0,442 pada September 2019 menjadi 0,396 pada September 2024. 

Data ini menunjukkan tren positif dalam penanganan dan penurunan tingkat kemiskinan, meskipun garis kemiskinan per kapita naik. Namun, disparitas antara perkotaan dan perdesaan masih menjadi tantangan yang perlu mendapatkan perhatian lebih. 

Terpisah, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 24,06 juta orang per September 2024. Angka kemiskinan tercatat menurun sebesar 0,46 basis poin dibandingkan Maret 2024, yakni menjadi 8,57 persen dari sebelumnya 9,03 persen.

 "Sejak pandemi 2020, persentase dan jumlah penduduk miskin terus mengalami penurunan. Pada September 2024, jumlah penduduk miskin di Indonesia adalah sebanyak 24,06 juta orang atau turun sebanyak 1,16 juta orang dibandingkan Maret 2024," kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Rabu (15/1).

 Lebih lanjut, perempuan yang akrab disapa Winny ini mengatakan, tentunya angka persentase penduduk miskin ini memasuki level terbaru pada kisaran 8 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

 Selanjutnya, Winny membeberkan persentase penduduk miskin di perkotaan dan pedesaan. Persentase penduduk miskin September 2020 hingga September 2024 cenderung mengalami penurunan.

 "Kondisi ini terjadi di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Namun, disparitas kemiskinan antar-wilayah perkotaan dan pedesaan masih lebar," jelas Winny.

 Winny membeberkan, pada September 2024 tingkat kemiskinan perdesaan sebesar 11,34 persen atau lebih tinggi dari tingkat kemiskinan perkotaan yang sebesar 6,66 persen. Meski demikian, kata Winny, jika dilihat secara rata-rata penurunan tingkat kemiskinan di perdesaan terjadi relatif lebih cepat dibandingkan penurunan tingkat kemiskinan di perkotaan.

 "Kemiskinan wilayah perkotaan turun sebesar 0,43 persen basis point, sedangkan di perdesaan turun sebesar 0,45 persen basis point," beber Winny.

 Sementara itu, BPS mencatat indeks kedalaman kemiskinan atau P1 dan indeks keparahan kemiskinan atau P2. Indeks kedalaman kemiskinan P1 menunjukkan adanya kecenderungan tren yang menurun baik di perkotaan maupun di pedesaan.

 Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan semakin kecil. Hal sama juga berlaku untuk indeks keparahan kemiskinan atau P2 yang menunjukkan tren penurunan baik di perkotaan maupun di perdesaan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan