UNIOIL
Bawaslu Header

Bripka Leonardo Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

BANTU WARGA: Bripka Leonardo Kriswanto membantu menurunkan pasien yang ia antar menggunakan ambulans. -FOTO TANGKAP LAYAR VIDEO DOK. PRIBADI -

Sikap humanis ditunjukkan oleh seorang polisi yang rela mengeluarkan biaya pribadi demi membantu warga yang sedang membutuhkan. Bahkan, ia rela mengubah mobil pribadi menjadi ambulans untuk membatu warga yang membutuhkan.

Laporan Ari Suryanto, RADAR LAMPUNG

BRIPKA Leonardo Kriswanto dikenal luas oleh masyarakat di Kecamatan Bangunrejo dan Kalirejo, Lampung Tengah. Bukan dikenal karena keganasannya. Justru, dia dikenal karena sering membantu masyarakat yang sedang kesusahan.

Tak sekedar sebagai anggota Polri, dia juga dikenal karena kebaikannya menolong masyarakat lewat program ambulans gratis, serta beberapa gerakan sosial yang menyentuh warga kurang mampu.

BACA JUGA:Kabupaten Mesuji Raih Sejumlah Prestasi Gemilang pada 2024

Hingga kini, sejumlah programnya masih berjalan. Bahkan, dia rela menghabiskan uang sekitar Rp10 juta untuk mengubah mobilnya menjadi ambulans.

Di mana, dia tergerak mengubah mobilnya menjadi ambulans lantaran sempat beberapa kali kesulitan mencari mobil untuk mengantar pasien rujukan dari wilayahnya.

Tak jarang, Leo –begitu ia akrab disapa– harus merasakan sulitnya perjuangan mengantar seorang pasien urgen dengan medan jalan rusak.

Bahkan lantaran kondisi jalan rusak, dia pernah merasa sangat terpukul ketika seorang pasien yang ia antar meninggal dunia karena terlambat mendapat pertolongan medis.

’’Tentu saja ketika mengoperasikan ambulans, kondisi jalan sangat berpengaruh untuk masyarakat bisa mendapat pelayanan kesehatan tepat waktu," ujarnya.

Namun dengan kondisi jalan yang masih banyak mengalami kerusakan, ia tak lantas patah arang dan tetap menyediakan bantuan layanan ambulans secara cuma-cuma alias gratis.

’’Kadang sampai bergetar badan ini merujuk pasien darurat dengan medan jalan rusak parah dan lokasi jauh dari rumah sakit," ungkapnya kepada Radar Lampung, Selasa (7/1).

Sepanjang perjalanan, dirinya merasakan perasaan yang teramat cemas. ’’Takut pasien tidak sampai rumah sakit," ungkap Leo.

Dalam sebulan, hampir setiap hari dia mengantar warga sakit, terutama di waktu malam. Tak jarang, dia pun diminta untuk menjemput jenazah.

Tag
Share