Menteri Keuangan Sri Mulyani Usul, Anak SD Harus Belajar Saham
Menteri Keuangan Sri Mulyani.--FOTO KEMENKEU
"Pendidikan yang kontekstual, yang sesuai dengan tantangan kehidupan nyata, menjadi semakin penting. Ini bukan hanya soal nilai ujian yang terstandarisasi," jelas Bukik.
Di sisi lain, Bukik juga menyoroti bahwa banyak orang dewasa saat ini masih minim pemahaman tentang literasi finansial, padahal hal tersebut penting untuk pengambilan keputusan finansial yang lebih baik.
"Literasi finansial dibutuhkan oleh semua orang di berbagai bidang kehidupan. Itu adalah prasyarat agar kita bisa mengambil keputusan keuangan yang bijaksana dan mendorong kemajuan perekonomian masyarakat," paparnya.
Terkait bagaimana materi saham bisa disesuaikan dengan jenjang pendidikan, Bukik memberikan beberapa contoh.
"Di SD, anak-anak bisa belajar hal-hal sederhana seperti belanja di pasar untuk memahami nilai barang, survei harga barang, atau membuat anggaran liburan sekolah.
Sementara di SMP/SMA, bisa ada materi tentang perencanaan uang saku, analisis nilai perusahaan, atau bahkan simulasi pasar saham," katanya.
Bukik juga menegaskan bahwa konsep literasi finansial dan pengajaran tentang saham sebenarnya sudah ada dalam kurikulum yang ada saat ini.
"Secara substansi, apa yang diusulkan oleh Bu Sri Mulyani sebenarnya sudah ada dalam kurikulum, baik dalam pembelajaran maupun melalui modul tersendiri yang mengajarkan literasi finansial," tuturnya. (disway/abd)