Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang dan Pemkab Lamteng Perkuat Pemberdayaan Masyarakat di Kampung Pujobasuki

PKM DESA MITRA: Dosen Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang saat menggelar pelatihan posyandu terintegrasiserta pemberdayaan budi daya ikan lele dan jahe merah di Kampung Pujobasuki, Kecamatan Trimurjo, Lampung Tengah.-Foto ist-
BANDAR LAMPUNG - Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Tanjungkarang bekerja sama dengan Pemkab Lamteng kembali melaksanakan Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) di Kampung Pujobasuki, Kecamatan Trimurjo. Kegiatan ini merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang PKM, tujuannya meningkatkan derajat kesehatan dan kemandirian ekonomi masyarakat.
PKM PPDM 2024 yang diketuai oleh Iwan Sariyanto, S.S.T., M.Si. dari Jurusan Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Poltekkes Tanjungkarang, dilaksanakan sejak April hingga Desember 2024. Tim pelaksana PKM ini juga melibatkan Dr. Ika Oktaviani, S.S.T., M.Keb. (Kebidanan), Ns. Riyanto, S.Kep., M.Kes. (Keperawatan), dan Roza Mulyani, S.K.M., M.Kes. (Ahli Gizi).
--
BACA JUGA: Pekon Bulurejo Salurkan Bantuan Beras untuk 137 KPM
Program tahun ini difokuskan pada pengenalan dan penguatan Posyandu Terintegrasi kepada 21 kader Posyandu di Kampung Pujobasuki. Sebelumnya, Posyandu di desa ini belum memiliki layanan Posyandu lansia dan remaja.
Menurut Iwan Sariyanto, upaya ini sejalan dengan program transformasi layanan kesehatan primer Kemenkes RI, yang bertujuan meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan promotif dan preventif berkualitas.
“Transformasi layanan primer bertujuan mendekatkan layanan promotif dan preventif kepada masyarakat, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh,” ujar Iwan Sariyanto.
BACA JUGA: E-Katalog Diklaim Hemat Operasional 40 Persen
Selain fokus pada penguatan layanan kesehatan, PKM ini juga mengembangkan sektor ekonomi masyarakat. Tahun 2023, tim PKM memberikan bantuan bibit lele kepada keluarga yang memiliki bayi stunting.
Program tersebut terbukti efektif dalam membantu mengurangi jumlah kasus stunting di Kampung Pujobasuki. Oleh karena itu, di tahun 2024, program budidaya lele kembali dilanjutkan.
Tak hanya itu, inovasi baru turut dihadirkan melalui pemberian bibit jahe merah kepada Kelompok Wanita Tani (KWT).
BACA JUGA: APBN 2025 Dipastikan Tampung Program Prioritas
Jahe merah dipilih karena memiliki potensi sebagai tanaman obat keluarga (TOGA) sekaligus sebagai komoditas bernilai ekonomi tinggi.
Jika dibudidayakan secara luas, jahe merah dapat menjadi sumber penguatan ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat.