Pentingnya Literasi Keuangan bagi Pelaku UMKM

BINA UMKM: Ketua PPUMI Lampung sekaligus dosen FEB Unila Prof. Marselina Djayasinga, S.E., M.P.M. menunjukkan salah satu UMKM bidang food and beverage binaan PPUMI Lampung. -FOTO ANGGI RHAISA -

BANDARLAMPUNG - Pemberdayaan Perempuan UMKM Indonesia (PPUMI) Lampung menggelar Talkshow UMKM Naik Kelas Melalui Literasi Keuangan di Akar Hotel & Resorts, Bandarlampung, Senin (9/12). Talkshow ini dalam rangka menyambut peringatan Hari Ibu Ke-96.

Ketua PPUMI Lampung Prof. Marselina Djayasinga, S.E., M.P.M. menyampaikan PPUMI memfokuskan pelaku UMKM khusus perempuan karena pintar mengelola.

“Kami sudah membina 55 pelaku UMKM perempuan. Kami berikan pelatihan cara packing, masukkan NIB (nomor induk berusaha), sertifikat halal, dan ke depan akan didaftarkan ke BPOM. Lalu, UMKM yang sudah siap ekspor akan didampingi membuat PIRT (Produksi Industri Rumah Tangga). Jadi sosialisasi dilakukan bertahap,” kata Prof. Marselina.

Pentingnya literasi keuangan bagi pelaku UMKM, kata Prof. Marselina, bagaimana mereka mengelola usahanya. ’’Pembiayaan baik itu melalui Bank Lampung maupun Pegadaian. Terkadang apabila mereka langsung ke Bank Lampung nggak diterima. Jadi harus didampingi oleh organisasi tertentu. Misalnya, oleh PPUMI,” jelasnya.

Prof. Marselina mengatakan, pentingnya literasi keuangan untuk pelaku UMKM karena bagaimana mereka mengelola usaha, bagaimana pembiayaan, dan meningkatkan kinerja usahanya. “Jangan sampai terjerat pinjaman yang merugikan seperti pinjaman online,” katanya. 

BACA JUGA:Masjid Ummi di EIBoS Resmi Dibuka untuk Umum, Ini Filosofi dan Nilai Spiritualnya!

Melalui talkshow, Prof. Marselina berharap Bank Indonesia maupun Bank Lampung siap membantu pembiayaan, termasuk Pegadaian juga ada cara pembiayaan untuk membantu pelaku UMKM. “Edukasi pelaku UMKM bahwa ada solusi pembiayaan tersebut,” ucapnya.

PPUMI Lampung, kata Prof. Marselina, bukan hanya mengadakan talkshow atau sosialisasi UMKM. Namun, bagaimana berupaya untuk kesejahteraan keluarga dan lainnya. ’’Pelaku UMKM di bawah binaan PPUMI Lampung, di antaranya food and beverage, fashion (tenun dan lainnya), dan produk lainnya. Paling banyak food and beverage. Awalnya belum terorganisasi, tapi saat ini sudah mulai terorganisasi,” katanya.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila ini menambahkan, PPUMI Lampung selain membina pelaku UMKM perempuan, juga membina mahasiswa dalam usaha startup-nya. “Pelaku UMKM mahasiswa ini umumnya juga food and beverage. Salah satu usahanya makanan Korea,” jelasnya.

Melalui talkshow literasi keuangan, Prof. Marselina berharap pelaku UMKM dapat naik kelas dari sebelumnya. “Naik kelas pelaku UMKM perempuan yang dibina PPUMI Lampung sudah bisa dapat NIB, sertifikasi halal, dan penggunaan cashless salah satunya dengan QRIS. Ke depan, rencana pelaku UMKM bidang food and beverage kami dampingi cara mendapatkan sertifikat dari BPOM,” ungkapnya. 

Talkshow yang diikuti 55 pelaku UMKM binaan PPUMI dan perwakilan BKOW ini menghadirkan tiga pemateri. Yakni perwakilan Bank Indonesia, perwakilan Bank Lampung, dan perwakilan Pegadaian Lampung. (*)

 

Tag
Share