Mulai 2025, Layanan RSD Ryacudu Diperbaiki
--
KOTABUMI – Setelah mendapat sorotan oleh Anggota DPRD Lampung Utara (Lampura) dari Fraksi Partai Gerindra Rudi Fadli terkait adanya pelayanan Rumah Sakit Daerah (RSD) Ryacudu yang semakin tahun semakin hari tidak ada peningkatan, Pj Bupati Lampura, Aswarodi berjanji pada tahun 2025 mendatang Pemkab akan melakukan perombakan pada sejumlah fasilitas di RSD Ryacudu.
Hal itu diungkapkan, Pj. Bupati Lampura, Aswarodi saat memberikan apresiasi pada sejumlah Anggota DPRD Lampura dalam pembentukan panitia Rancangan Nota Keuangan dan Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Lampura Tahun 2025, beberapa waktu lalu.
Untuk menghidupi kembali pelayanan di Rumah Sakit Ryacudu Kotabumi. Hal itu pernah dibahas pada Ketua DPRD Lampura Wansori berapa bulan lalu.
"Dan ini sudah menjadi komitmen kami bagaimana pelayanan di Rumah Sakit Ryacudu Kotabumi kembali seperti dulu dan kembali menjadi kebanggaan masyarakat Lampura, "benernya.
Pada APBD perubahan ini, pihaknya introspeksi bukan hanya memperbaiki perencanaan baik fisik maupun pelayanan.
Namun introspeksi ini juga dilakukan untuk membayar utang obat yang selama ini berada di Rumah Sakit Ryacudu Kotabumi.
"Jadi bukan saja introspeksi untuk membayar utang obat saja. Namun introspeksi ini bagaimana untuk membayar tim medis yang berada di Rumah Sakit Ryacudu Kotabumi, "kata dia.
Selain introspeksi untuk membayar tim medis dan utang obat, Pemkab Lampura akan memperbaiki sumber daya manusia (SDM) di Rumah Sakit Ryacudu Kotabumi.
"Tapi ini tidak bisa dilakukan oleh Pemkab Lampung Utara, namun ini harus mendapat dungkungan dari ber-bagai pihak, dan seluruh anggota DPRD Lampura, "tambahnya.
Aswarodi mengungkapkan kenapa Pemkab Lampura harus mengurangi tenaga kesehatan di Rumah Sakit Ryacudu Kotabumi, sebab berdasarkan penilaian ahli yang berkompeten bila jumlah pegawai di Rumah Sakit pelat merah itu lebih banyak.
“Sehingga penghasilan di Rumah Sakit Ryacudu terjerumus dan habis dalam membayar pegawai yang sesungguhnya tidak diperlukan,” ungkap Aswarodi.
Sehingga rekomendasi dari Inspektorat harus ada pengurangan tenaga honorer.
“Dan ini adalah salah satu kendala yang menyebabkan minimnya pendapatan di Rumah Sakit Ryacudu. Dan ini sudah jadi komitmen kami untuk mengurangi tenaga honorer di Rumah Sakit Ryacudu,” ungkapnya.(ozy/nca)