Mahasiswa Indonesia Harus Punya Keahlian dan Jaringan Kuat
Mahasiswa Indonesia saat berada di luar negeri. -FOTO ISTIMEWA -
JAKARTA - Mahasiswa Indonesia termasuk yang berasal dari Papua di Amerika Serikat (AS) mendapat sosialiasi melanjutkan karir. Langkah ini dibutuhkan agar mahasiswa di Negeri Paman Sam bisa bergabung dengan perusahaan besar maupun membangun startup sendiri setelah lulus.
Untuk melawan propaganda negatif terkait isu Papua, perlu membangun kemitraan pendidikan dan pengembangan tenaga kerja di Indonesia. Sehingga akan memperkuat pesan pada narasi positif tentang komitmen pemerintah terhadap pendidikan tinggi dan pengembangan SDM di Papua.
’’Kami selalu mendukung para mahasiswa Indonesia terutama dari wilayah timur (Papua) dalam pendidikan dan masa transisi mereka memasuki dunia kerja,” kata Founder & Managing Director dari Indonesia Education Partnerships Brook Ross, Sabtu (23/11).
Sementara peneliti peningkatan transparansi pasar di AS, Harry Sugama, menyatakan bahwa networking sangat penting, terutama targeted networking. Selain itu, harus percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki.
Dengan dua hal tersebut, kata Harry, tidak hanya menciptakan jaringan acak, tetapi sudah tertarget tujuan yang akan dicapai. Mahasiswa juga harus menguasai bidang yang menjadi minatnya.
BACA JUGA:Itera-UTeM Wujudkan Inovasi Air Bersih Berbasis Energi Terbarukan
’’Komitmen Indonesia terhadap integritas, transparansi, dan pembangunan ekonomi digital yang inklusif sangat relevan untuk membangun kepercayaan dan memberikan perspektif positif tentang masa depan Papua dalam konteks pembangunan nasional dan integrasi ekonomi,” kata Harry.
Senada dengan itu, Dimison Kogoya selaku presiden Ikatan Mahasiswa Papua di Amerika Serikat dan Kanada (IMAPA USA-Kanada) periode 2022-2024, menceritakan pengalamannya dalam memimpin Komunitas Mahasiswa Papua di AS. Ia menunjukkan komitmennya untuk mendukung keberhasilan akademik dan kesejahteraan mahasiswa Papua di AS.
’’Jaringan sangat bermanfaat, baik dalam menjalankan pendidikan maupun dalam pekerjaan. Jaringan juga dapat menjadi wadah untuk bertukar pikiran atau ide-ide. Selain itu, diperlukan juga motivasi. Terdapat sejumlah tantangan terutama terkait dengan perbedaan budaya antara AS dan Indonesia,” kata Dimison.
Saat menjalani pendidikan di AS, kata Dimison, mahasiswa jangan malu bertanya. ’’Dalam meniti karir, harus memiliki peta perencanaan. Sehingga tujuan bisa diraih dengan jelas. (jpc/c1)