Hadiri Pertemuan Tahunan BI, Ini Arahan Presiden Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberi sambutan pada pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2023 yang disiarkan live melalui kanal YouTube Bank Indonesia, pada Rabu (29/11). Foto M. Tegar Mujahid/Radar Lampung--

Bandar Lampung, Radar Lampung - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan untuk waspada pada segala bentuk perubahan yang super cepat.

Hal tersebut diungkapkan Jokowi saat menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2023 yang disiarkan live melalui kanal YouTube Bank Indonesia, pada Rabu (29/11).

Dalam arahannya, Jokowi memaparkan permasalahan dunia yang turut memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepannya.

Jokowi juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada Kementerian Keuangan, OJK, Bank Indonesia, LPS, Pemerintah Daerah serta swasta atas sinergi yang terbangun selama ini.

Sehingga perekonomian Indonesia tetap stabil hingga posisi saat ini, di tengah kondisi dunia yang sedang tidak baik-baik saja.

Jokowi mengatakan, banyak fenomena dan isu domestik yang berdampak global.

"Inflasi dan sub bunga tinggi, perang antar negara dan masih banyak lagi. Ini membuat saya selalu ingin menghadiri konfrensi dan pertemuan internasional karena ingin mendengar berita terbaru dunia," kata dia.

Berdasarkan sejumlah pertemuan tersebut, Jokowi berkesimpulan bahwa perang antar negara tersebut sepertinya tidak mungkin berhenti dalam waktu dekat.

Sehingga menurutnya perlu ada antisipasi bersama,terhadap dampak perang yang akan melanda Indonesia. "Karena perang bisa memberikan gangguan ke segala lini," ujarnya.

Disamping itu, dampak perubahan iklim juga menjadi satu hal lain yang harus diwaspadai. Pemanasan global telah berdampak pada penurunan produksi pangan.

Ini juga berimbas pada 22 negara yang akhirnya memutuskan untuk membatasi ekspok pangan. "Ini juga sangat mendadak," tambah dia.

Jokowi juga menyoroti terkait keluhan pelaku usaha yang merasa peredaran uang saat ini semakin sedikit.

Untuk mengatasi ini, dirinya merasa perlu untuk mendorong peningkatan di sektor real. Salah satunya dengan mendorong kredit, terutama bagi pelaku UMKM.

"Kita harus bangga pada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkisar di angka 5 persen. Tapi saya dengar juga dari pelaku usaha kalau peredaran uang itu semakin berkurang," katanya.

Disamping itu, realisasi belanja Pemerintah Daerah masih berkisar di angka 64 persen. Sementara untuk Pemerintah Pusat baru di angka 76 persen.

"Perbankan memang harus hati-hati, tapi tolong lebih didorong lagi kreditnya. Terutama untuk UMKM," tambahnya.

Dia melanjutkan, dari sisi Inflasi, Indonesia cenderung stabil di angka 2,6 persen. Namun, tetap harus berhati-hati terutama untuk bahan pangan.

"Semuanya harus bisa mengantisipasi semua sekenario ke depan dan cepat dalam merespon perubahan. Harus ada strategi besar di hilirisasi sebagai penggerak ekonomi nasional untuk membuka lapangan kerja dan menopang ekonomi berkelanjutan," lanjut dia.

Terakhir, Jokowi juga sempat menyinggung tekait pemilu yang akan dihadapi Indonesia di tahun depan.

"Tidak perlu dikhawatirkan (pemilu, red), Karena negara kita sudah berpengalaman, bukan hanya sekali tapi sudah lima kali. Kalau ada perbedaan itu hal yang wajar," ungkapnya. (Ega/cia)

Tag
Share