Pemerintah Bersiap Buka Keran Impor Beras
SIAP IMPOR: Cadangan pangan pemerintah yang disimpan Perum Bulog cabang Banyumas di Kompleks Pergudangan Cindaga, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.-FOTO ANTARA/SUMARWOTO -
Ia juga berharap melalui kolaborasi antar kementerian/lembaga, terutama Kementerian Pertanian bisa turut mendukung peningkatan produksi beras dalam negeri.
Berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) amatan Juli 2024 update per 22 Agustus, produksi beras pada periode September dan Oktober 2024 akan meningkat masing-masing menjadi 2,87 juta ton dan 2,59 juta ton.
Jumlah tersebut meningkat dibandingkan produksi beras pada Juni yang tercatat 2,06 juta ton dan Juli sebesar 2,05 juta ton.
Lalu menurut survei BPS, produksi beras pada September dan Oktober itu diprediksi melebihi konsumsi beras nasional yang hanya 2,58 juta ton dalam periode yang sama, sehingga menunjukkan adanya surplus produksi.
Meskipun begitu, Perum Bulog sebelumnya memprediksi pada Januari - Februari 2025 akan terjadi musim paceklik.
Adanya pergeseran musim hujan disinyalir menjadi penyebab mundurnya musim tanam mundur dari September ke Oktober, sehingga masa panen baru bisa dimulai pada Januari 2025.
Akibatnya, beras hasil panen diperkirakan baru memasuki pasar pada Maret 2025 karena beras hasil panen harus melalui proses pengeringan terlebih dahulu. Sehingga, akan terjadi defisit beras sekitar 3 juta ton pada Januari dan Februari 2025.
Atas dasar itulah, Perum Bulog berharap pemerintah segera mengeluarkan perintah penugasan impor beras untuk 2025 sebagai langkah mengantisipasi defisit produksi-konsumsi beras nasional pada tahun depan.