Limbah Kulit Buah Pisang Muli sebagai Obat Jerawat

SULUH DESA BINAAN: Tim PKM Kedokteran Unila memberikan penyuluhan pemanfaatan kulit pisang sebagai antibakteri di Desa Cipadang, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran.-FOTO DOK. PKM UNILA -

Lebih lanjut, dr. Oktafany, M.Pd. menjelaskan manfaat sosial ekonomi yang diperoleh pada kegiatan PKM-nya dalam bidang kesehatan ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi masyarakat Desa Cipadang. Yaitu untuk memanfaatkan kulit buah pisang muli sebagai bahan obat antibakteri.

”Salah satu potensi sumber daya di perkebunan yang dapat dikembangkan adalah musa sp. (musaceae) atau yang dikenal dengan pisang. Pisang mengandung hasil metabolisme sekunder tumbuhan yang terbukti mempunyai sifat antibakteri. Misalnya flavonoid, glikosid, alkaloid, saponin, terpenoid, dan tanin,” terangnya kepada Radar Lampung, Selasa (22/10).

Dikatakannya beberapa penelitian menunjukkan ekstrak kulit pisang muli (musa acuminata) merupakan sumber potensial komponen bioaktif yang dapat berperan sebagai antibakteri. Kulit pisang terbukti dapat menghambat pertumbuhan beberapa bakteri patogen termasuk staphylococcus aureus.

Karena itu melalui PKM skema pemula (PKM-P) hibah DIPA FK Unila tahun 2024 ini, timnya mengusung judul “Kegiatan Pemanfaatan Gel Ekstraksi Limbah Kulit Pisang muli sebagai Antibakteri Penyebab Jerawat pada Masyarakat Desa Cipadang”.

BACA JUGA:ASN Pesawaran Diedukasi Menabung Saham

Ditambahkan Apt. Ihsanti yang juga dosen Prodi Farmasi FK Unila, kulit pisang memiliki kandungan sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Di antaranya sebagai antibakteri untuk mengobati jerawat.

“Selama ini, kulit pisang merupakan sampah yang tidak termanfaatkan langsung dibuang. Padahal, kulit pisang diketahui mengandung senyawa antibakteri yang sangat bermanfaat untuk kesehatan” ujarnya.

Tidak heran jika kedatangan tim PKM FK Unila dalam kegiatan yang berlangsung belum lama ini di Desa Cipadang sendiri mendapat sambutan antusias ibu-ibu kader desa setempat yang mengikuti penyuluhan tersebut. ”Melalui PKM dengan metode penyuluhan, masyarakat pun mendapat wawasan pengetahuan baru terkait potensi tanaman di lingkungan sekitar,” timpal dr. Oktafany.

Tak hanya itu. Menurutnya keterampilan baru dalam pengolahan limbah yang tidak termanfaatkan dapat diolah menjadi produk untuk dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi desa.

Kepala Desa Cipadang Sugianto pun dalam sambutan sekaligus membuka acara penyuluhan, tandas dr. Oktafany,  mengapresiasi pelaksanaan PKM yang diselenggarakan Tim PKM dosen FK Unila ini.   “Kami sangat mendukung program-program unggulan yang ada di desa Cipadang. Ini sejalan dengan visi Desa Cipadang yaitu terwujudnya Cipadang sebagai desa yang mandiri berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mencapai masyarakat yang sehat,” katanya  menyampaikan apa yang diucapkan kepala desa.

Selain itu, imbuhnya, kepala desa juga menyebut sebagai salah satu misi Desa Cipadang dalam mengupayakan pelestarian sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dan pemerataan pembagunan guna meningkatkan perekonomian. (gie/c1/rim)

Tag
Share