UIN RIL Wujudkan Good University Governance
CENDERAMATA: Penyerahan cenderamata kepada narasumber FGD terkait implementasi manajemen risiko.-FOTO HUMAS UIN RIL -
BANDARLAMPUNG - Dalam rangka mewujudkan good university governance dan mempersiapkan audit ISO yang akan dilaksanakan pada Oktober 2024, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL) telah menyelenggarakan focus group discussion (FGD) terkait implementasi manajemen risiko. FGD berlangsung di ruang sidang Senat Lt. 8 gedung Academic & Research Center UIN RIL, 25–26 September 2024.
Narasumber utama FGD, Deky Anwar, Ph.D. selaku CEO Share-e Management. Deky menyampaikan lima poin penting dalam implementasi manajemen risiko di UIN RIL. ’’Yakni upaya mencapai tujuan; mitigasi risiko sebagai bagian dari pencapaian tujuan; manajemen risiko sebagai instrumen akreditasi; amanat PMA No. 5 Tahun 2024 yang mewajibkan adanya sistem pengendalian internal (SPIP) dan manajemen risiko; serta BLU Maturity Rating yang menilai kedewasaan BLU. Manajemen risiko membantu terwujudnya good university governance atau tata kelola yang baik bagi UIN RIL,” jelas Deky.
Deky juga menekankan bahwa manajemen risiko adalah pengelolaan risiko secara sistematis untuk mengantisipasi kemungkinan yang dapat menghambat pencapaian tujuan.
Deky lebih lanjut menjelaskan konsep three lines of defense yang mencakup fungsi governance melalui organ pengawasan, seperti Dewas, Dewan Kehormatan, Senat, serta organ pelaksana didukung dengan SOP.
BACA JUGA:Filsafat Didorong Masuk Kurikulum Sekolah Menengah
’’Kemudian risk management yang mendukung implementasi manajemen risiko serta internal audit oleh SPI sebagai pengawas non-akademik dan Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) yang menangani pengawasan akademik,’’ ujar Deky.
FGD ini juga diisi dengan diskusi interaktif mengenai manajemen risiko pada Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) Badan Layanan Umum (BLU); penyusunan risk register UIN RIL; review risk register unit kerja; serta finalisasi dokumen risk register unit kerja. Peserta aktif berdiskusi dan berpartisipasi dalam tanya jawab untuk memperdalam pemahaman implementasi manajemen risiko di unit kerja masing-masing.
FGD diikuti pimpinan universitas, termasuk kepala biro, dekan, direktur pascasarjana, ketua lembaga, kepala UPT, Kabag, koordinator unit kerja, serta tim manajemen risiko UIN RIL.
Ketua Satuan Pengawasan Internal (SPI) UIN RIL Dr. Nanang Supriadi, S.Si., M.Sc. yang juga ketua pelaksana kegiatan mengatakan, FGD ini bertujuan memperkuat pemahaman terkait manajemen risiko sebagai bagian dari persiapan audit ISO dan tindak lanjut rekomendasi Audit Mutu Internal (AMI) tahun sebelumnya.
BACA JUGA:Deddy Amarulullah Jadi Mahasiswa IIB Darmajaya
Nanang juga menyampaikan pentingnya kegiatan ini dalam menyusun risk register, peta risiko, dan pengendalian risiko di UIN RIL. ’’Setiap unit kerja diharapkan mampu memetakan potensi risiko dan menyusun langkah-langkah mitigasi yang perlu dilakukan,’’ katanya.
Sementara Kepala Biro AAKK Dr. Hi Abdul Rahman, M.Pd. yang juga ketua tim manajemen risiko UIN RIL menekankan pentingnya kolaborasi dalam menghadapi risiko.
Menurut Rahman, setiap aktivitas ASN maupun tugas sehari-hari pasti memiliki risiko. “Penting menerapkan manajemen risiko agar kita dapat bekerja secara efektif dan efisien,” jelasnya.
Rahman menegaskan cara terbaik mengurangi risiko adalah dengan selalu berkoordinasi dan bekerja sama dalam melaksanakan tugas. “Kunci dari manajemen risiko yang baik adalah belajar bersama dan mengatasi masalah sekecil apa pun sebelum berkembang menjadi besar,” ungkapnya.