Hingga September, 357 Kasus TBC Ditemukan di Lampung Barat
GELAR PERTEMUAN: Diskes Lampung Barat menggelar pertemuan KOPI TB untuk meningkatkan kesadaran dan penanggulangan TBC di wilayah tersebut-FOTO RLMG-
LAMPUNG BARAT – Hingga September 2024, Dinas Kesehatan (Diskes) Lampung Barat telah menemukan 357 kasus baru tuberkulosis (TBC).
Sebagai bagian dari upaya penanggulangan penyakit ini, Diskes Lambar menggelar Pertemuan Koordinasi Koalisi Organisasi Profesi dalam Penanggulangan Tuberkulosis (KOPI TB), Rabu (25/9), di Sari Rasa Hotel.
Sekretaris Diskes Lambar Cahyani Susilawati, SKM, M.Kes. mewakili Kepala Dinas dr. Widyatmoko Kurniawan, Sp.B. menyampaikan bahwa TBC masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia.
Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia berada di peringkat kedua negara dengan beban TBC tertinggi di dunia, dengan estimasi 1.060.000 kasus. Indonesia hanya berada di bawah India yang memiliki 2,74 juta kasus.
"Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan penurunan insiden TBC sebesar 80% pada tahun 2030 dan penghapusan kasus baru pada tahun 2050," jelas Cahyani.
Di Lampung Barat sendiri, pencapaian penemuan kasus baru pada tahun 2023 tercatat sebanyak 492 kasus (42,8% dari target).
Sementara, hingga September 2024, ditemukan 357 kasus baru (38,3% dari target) dari target 977 kasus untuk tahun 2024.
TBC masih menjadi salah satu penyakit menular yang mematikan, dan kolaborasi lintas sektoral, baik dari pemerintah maupun pihak swasta, sangat penting dalam upaya pemberantasannya.
"Dalam menghadapi tantangan ini, sinergi antar sektor adalah kunci untuk mencapai target penanggulangan TBC di Lampung Barat. Kehadiran semua pihak sangat penting, karena peran masing-masing tak tergantikan dalam memerangi penyakit ini," tambah Cahyani.
Melalui pertemuan KOPI TB, Dinkes berharap bisa berbagi informasi terbaru mengenai tantangan di lapangan serta membahas langkah-langkah inovatif dalam penanggulangan TBC.
"Kami juga fokus pada peningkatan kesadaran masyarakat serta dukungan kepada pasien penderita TBC agar mereka dapat menjalani pengobatan dengan tuntas," ujarnya.
Cahyani berharap seluruh pihak yang terlibat dapat menyusun strategi dan aksi bersama untuk memperluas jangkauan layanan pencegahan TBC dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Lampung Barat.
Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta, dan seluruh pemangku kepentingan terkait, Dinkes optimis bahwa Lampung Barat dapat meraih hasil yang signifikan dalam upaya pemberantasan TBC. (*)