Supaya Siswa Menyukai Belajar Matematika, Terapkan Metode Gasing!

PELATIHAN: Sebanyak 80 guru matematika Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) se-Lampung dilatih pembelajaran matematika metode Gasing di Hotel Nusantara, Bandarlampung, Senin-Minggu (9-15/9).--FOTO HUMAS KEMENAG LAMPUNG

BANDARLAMPUNG - Bagi sebagian siswa, belajar matematika dianggap cukup memusingkan dan membosankan. Supaya siswa bisa menyukai pelajaran matematika, tentunya harus ada metode supaya siswa mudah memahami materi yang diajarkan.
 
Ya, metode Gasing (Gampang, Asyik, dan Menyenangkan). Prinsip dasar metode Gasing, materi matematika disederhanakan sehingga lebih mudah dicerna oleh siswa. Proses pengajaran dimulai dengan konsep-konsep dasar yang mudah dipahami sehingga siswa tidak merasa kewalahan.
 
 
Kemudian pembelajaran dirancang secara interaktif dan melibatkan siswa aktif, melalui permainan, visualisasi, dan alat peraga. Siswa belajar dengan cara yang menyenangkan, membuat mereka lebih antusias dalam mengikuti pelajaran.
 
Lalu suasana kelas dibuat kondusif tanpa tekanan berlebihan. Guru berperan sebagai fasilitator yang mendukung kreativitas dan rasa ingin tahu siswa, menciptakan pengalaman belajar yang positif.
 
Sekadar diketahui, sebanyak 80 guru matematika Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) se-Lampung dilatih pembelajaran matematika metode Gasing di Hotel Nusantara, Bandarlampung, Senin-Minggu (9-15/9).
 
 
Kabid Pendidikan Madrasah Kemenag Lampung Ahmad Rifa’i yang membuka kegiatan ini menyampaikan pentingnya penerapan metode inovatif dalam pembelajaran matematika. "Pembelajaran matematika dengan metode Gasing dirancang untuk membuat pelajaran lebih mudah dipahami, menyenangkan, dan menarik bagi siswa. Metode ini sangat relevan diterapkan di tingkat MIN di Provinsi Lampung. Terutama untuk mengatasi ketakutan atau kesulitan siswa terhadap matematika," ujarnya.
 
Menurut Rifa’i,  keunggulan metode Gasing membantu siswa memahami konsep-konsep dasar matematika, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian secara logis serta berurutan. ''Kemudian metode ini sering mengaitkan konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat melihat relevansi matematika dalam kehidupan nyata yang meningkatkan minat belajar mereka," ujarnya.
 
Rifa'i melanjutkan, metode Gasing menggunakan alat peraga sederhana seperti jari tangan, kertas, atau benda sehari-hari yang membantu siswa memvisualisasikan konsep-konsep abstrak. ''Siswa didorong untuk bekerja dalam kelompok, saling membantu, dan berdiskusi dalam memecahkan soal matematika, sehingga memperkuat keterampilan sosial dan pemahaman konsep," paparnya.
 
 
Rifa'i berharap metode Gasing dapat meningkatkan prestasi siswa MIN di Provinsi Lampung. ''Pendekatan ini inklusif, menyenangkan, dan efektif dalam menjawab tantangan pembelajaran matematika yang selama ini dianggap sulit," ungkapnya. (rls)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan